Minggu, 20 Oktober 2013

Menggagas Pendidikan Mental dan Karakter Untuk Bangsa




Menggagas Pendidikan Mental dan Karakter Untuk Bangsa
Baru-baru ini kita mendengar kabar yang cukup, bahkan sangat mengejutkan. Ketua Mahkamah Konstitusi,Akil Mochtar tersandung kasus korupsi terkait pemilihan kepala daerah di beberapa bagian. Hal ini tentu saja sangat mencoreng wajah perhukuman indonesia. Bagaimana tidak, Mahkamah konstitusi yang akrab disebut MK yang notabane nya sebagai lembaga hukum tertinggi, dimana bertugas menjunjung tinggi keadilan dan hukum di negara ini, malahan ketuanya sendiri pun tersandung kasus kejahatan. Bagaimana mungkin seorang yang telah mempunyai kedudukan dan gaji yang tinggi seperti dia masih tergiur dengan iming-iming uang dan kekayaan berlimpah. Publik pun dibuat terhenyak dan bertanya-tanya “apakah masih ada pemimpin yang jujur dan bersih di negeri ini ?

Sebenarnya, bila kita menelisik lebih jauh, ada sebab yang mendukung seorang ketua MK bisa melakukan tindakan seperti itu. Sebab tersebut adalah krisis mental dan karakter yang menjangkiti dia. Bukan hanya dia, bahkan krisis mental dan karakter telah menjangkiti sebagian besar masyarakat Indonesia sekarang. Dengan sebab yang sama ini pula, seorang guru rela membocorkan kunci jawaban pada siswanya demi uang, seorang murid yang berani melakukan tindakan kekerasan seksual kepada siswa dibawah umur, bahkan seorang ibu rela menjual bayinya yang baru lahir hanya demi uang. Ini semua tak lepas dari krisis mental dan karakter yang dialami oleh masyarakat Indonesia.

Dalam keadaan seperti ini, pendidikan mental dan karakter lantas menjadi suatu keniscayaan untuk seluruh golongan masyarakat. Kurikulum di sekolah yang selama ini hanya berfokus bagaimana seorang mahasiswa menjadi pintar dan bersaing dalam pelajaran saja, harus dirubah, agar bagaimana selain siswa pintar secara ilmu, juga berakhlak dan berkarakter mulia.  Jiwa kujujuran, keikhlasan, pengorbanan, tak mengharap pamrih, dan karakter moral lainnya harus ditanamkan sejak dini. Untuk menjadi sample Project, Pondok Modern Darussalam Gontor, bisa menjadi contoh lembaga pendidikan yang sukses, bukan hanya dalam mengajarkan ilmu, tapi juga mendidik karakter dan mental santrinya.

Pun begitu di berbagai lembaga dan sarana pemerintahan lainnya. Mental dan karakter yang jujur, bersih, dan amanah harus selalu ditanamkan kepada seluruh pegawai dan perangkat pemerintahan. Hal ini demi mendukung sistem pemerintahan yang bersih dan amanah, berbasiskan pada karakter dan mental yang kuat.

Terakhir, di tengah krisis moral, mental dan karakter yang menjangkiti kepribadian masyarakat Indonesia sekarang, masih ada harapan untuk mengatasi ini semua. Pendidikan mental dan karakter menjadi sebuab solusi untuk membangun kembali karakter seluruh masyarakat indonesia dari semua golongan,  untuk menjadi masyarakat yang jujur, bersih, dan amanah. Dengan pendidikan karakter dan moral pula, dapat menuju kepada kejayaan bangsa ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar