Baru-baru
ini kita mendengar kabar yang cukup, bahkan sangat mengejutkan. Ketua Mahkamah
Konstitusi,Akil Mochtar tersandung kasus korupsi terkait pemilihan kepala
daerah di beberapa bagian. Hal ini tentu saja sangat mencoreng wajah perhukuman
indonesia. Bagaimana tidak, Mahkamah konstitusi yang akrab disebut MK yang
notabane nya sebagai lembaga hukum tertinggi, dimana bertugas menjunjung tinggi
keadilan dan hukum di negara ini, malahan ketuanya sendiri pun tersandung kasus
kejahatan. Bagaimana mungkin seorang yang telah mempunyai kedudukan dan gaji
yang tinggi seperti dia masih tergiur dengan iming-iming uang dan kekayaan
berlimpah. Publik pun dibuat terhenyak dan bertanya-tanya “apakah masih ada
pemimpin yang jujur dan bersih di negeri ini ?
Sebenarnya,
bila kita menelisik lebih jauh, ada sebab yang mendukung seorang ketua MK bisa
melakukan tindakan seperti itu. Sebab tersebut adalah krisis mental dan
karakter yang menjangkiti dia. Bukan hanya dia, bahkan krisis mental dan
karakter telah menjangkiti sebagian besar masyarakat Indonesia sekarang. Dengan
sebab yang sama ini pula, seorang guru rela membocorkan kunci jawaban pada
siswanya demi uang, seorang murid yang berani melakukan tindakan kekerasan seksual
kepada siswa dibawah umur, bahkan seorang ibu rela menjual bayinya yang baru
lahir hanya demi uang. Ini semua tak lepas dari krisis mental dan karakter yang
dialami oleh masyarakat Indonesia.
Dalam
keadaan seperti ini, pendidikan mental dan karakter lantas menjadi suatu
keniscayaan untuk seluruh golongan masyarakat. Kurikulum di sekolah yang selama
ini hanya berfokus bagaimana seorang mahasiswa menjadi pintar dan bersaing
dalam pelajaran saja, harus dirubah, agar bagaimana selain siswa pintar secara
ilmu, juga berakhlak dan berkarakter mulia.
Jiwa kujujuran, keikhlasan, pengorbanan, tak mengharap pamrih, dan
karakter moral lainnya harus ditanamkan sejak dini. Untuk menjadi sample
Project, Pondok Modern Darussalam Gontor, bisa menjadi contoh lembaga pendidikan
yang sukses, bukan hanya dalam mengajarkan ilmu, tapi juga mendidik karakter
dan mental santrinya.
Pun
begitu di berbagai lembaga dan sarana pemerintahan lainnya. Mental dan karakter
yang jujur, bersih, dan amanah harus selalu ditanamkan kepada seluruh pegawai
dan perangkat pemerintahan. Hal ini demi mendukung sistem pemerintahan yang
bersih dan amanah, berbasiskan pada karakter dan mental yang kuat.
Terakhir,
di tengah krisis moral, mental dan karakter yang menjangkiti kepribadian
masyarakat Indonesia sekarang, masih ada harapan untuk mengatasi ini semua.
Pendidikan mental dan karakter menjadi sebuab solusi untuk membangun kembali
karakter seluruh masyarakat indonesia dari semua golongan, untuk menjadi masyarakat yang jujur, bersih,
dan amanah. Dengan pendidikan karakter dan moral pula, dapat menuju kepada
kejayaan bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar