(Hanya Sekedar) Mentari Terbit
Akhir-akhir
ini, saya mempunyai kebiasaan baru setiap pagi. Memandangi proses mentari
tebit. Biasanya ini saya lakukan mulai jam 04.30-05.00, setelah shalat subuh
tentunya. Mungkin karena bagian belakang asrama mahasiswa disini tepat
menghadap ke arah timur, sehingga bagi saya memandang mentari terbit adalah
proses yang menarik..
Bagi
sebagian orang, proses terbitnya mentari adalah sesuatu yang lumrah, biasa, dan
rutin terjadi. Toh, ini juga terjadi tiap hari kok. Tapi bagi saya, ada
nilai-nilai dan hikmah tertentu tiap memandang matahari terbit. Seperti pagi
ini, ditemani secangkir kopi, setelah shalat subuh, saya langsung menuju tempat
saya biasa menghabiskan pagi ini dengan memandangi mentari terbit.
Bagi
saya,memandangi mentari terbit ialah kesyukuran. Bersyukur, karena hingga pagi
ini masih diberikan kesempatan hidup hingga pagi ini. Bersyukur masih diberikan
kemampuan untuk bernafas. Bersyukur masih diberikan kemampuan untuk bernafas.
Bersyukur masih diberikan kesempatan unutk memandangi berbagai indah
ciptaanNya. Dan berbagai syukur lainnya. Mentari pagi adalah kesyukuran.
Bagi
saya juga, memandangi proses mentari terbit adalah harapan. Proses mentari
terbit yang dimulai dari munculnya semburat cahaya kemerahan di tengah
kegelapan, hingga akhirnya semburat cahaya tersebut semakin kuat dan
menghapuskan seluruh gelap malam. Seiring dengan memandangi proses ini, seakan
ikut mewujudkan harapan-harapan baru dalam diri ini. Harapan, semoga hari ini
menjadi lebih baik dari kemarin. Harapan, semoga dapat meraih target dan tujuan
untuk hari ini. Harapan, semoga dapat terus menjadi hambanya yang terus
bersyukur atas segala nikmatnya. Dan Harapan, semoga dapat menyongsong hari ini
dengan sebaik mungkin. Mentari pagi adalah harapan.
Memandang
mentari terbit, adlaah proses mengambil pelajaran selanjutnya, kesugguhan, dan
istiqomah. Bagaimana mentari di tiap pagi, selalu terbit dari tempat yang sama,
muncul dan menyinari, tanpa pernah absen sekali pun. Dari mentari terbit juga
lah, yang membangunkan orang-orang dari lelapnya tidur, dan menjadi tanda bagi
awal aktivitas seluruh manusia. Mentari
seakan memberi pelajaran bagi kita “ Jangan pernah bosan menjadi orang
baik yang selalu menolong orang. Jangan pernah absen untuk menerangi dan membantu
orang lain, Dan tetaplah Istiqomah dalam mengulurkan tangan bagi siapapun yang
membutuhkan. Mentari pagi adalah kesungguhan, istiqomah, dan menerangi.
Bagi
sebagian orang, mentari terbit adalah hal yang biasa, rutin terjadi. Tapi bagi
saya, adalah hal yang luar biasa. Cukup dengan meluangkan sedikit waktu untuk
merenungi san memikirkan makna segala ciptaanNya, maka diri ini akan
mendapatkan pelajaran yang luar biasa. Sampai kepada titik ini, maka lidah ini
akan berucap “ Alhamdulillah, maka nikmat Tuhan mu yang mana kah yang kamu
dustakan “
Waktu
menunjukkan pukul 05.10. Segera ku ‘sruput’ sisai kopi terakhir di gelas,
kemudia bergegas berdiri dan seraya mengucap “ Bismillah, kuawali hari ini ya
Robb, semoga selalu dalam ridha Mu, Allahumma bika asbahna wa bika amsaina wa
bika nahya wa bika namutu wa ilaika annussyur. Memandang mentari terbit
sekarang bukan hanya sekedar menjadi hal yang biasa, tapi menjadi luar biasa
dengan berbagai hikmah dan makna di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar