Senin, 28 Oktober 2013

(Hanya Sekedar) Mentari Terbit

(Hanya Sekedar) Mentari Terbit

Akhir-akhir ini, saya mempunyai kebiasaan baru setiap pagi. Memandangi proses mentari tebit. Biasanya ini saya lakukan mulai jam 04.30-05.00, setelah shalat subuh tentunya. Mungkin karena bagian belakang asrama mahasiswa disini tepat menghadap ke arah timur, sehingga bagi saya memandang mentari terbit adalah proses yang menarik..

Bagi sebagian orang, proses terbitnya mentari adalah sesuatu yang lumrah, biasa, dan rutin terjadi. Toh, ini juga terjadi tiap hari kok. Tapi bagi saya, ada nilai-nilai dan hikmah tertentu tiap memandang matahari terbit. Seperti pagi ini, ditemani secangkir kopi, setelah shalat subuh, saya langsung menuju tempat saya biasa menghabiskan pagi ini dengan memandangi mentari terbit.

Bagi saya,memandangi mentari terbit ialah kesyukuran. Bersyukur, karena hingga pagi ini masih diberikan kesempatan hidup hingga pagi ini. Bersyukur masih diberikan kemampuan untuk bernafas. Bersyukur masih diberikan kemampuan untuk bernafas. Bersyukur masih diberikan kesempatan unutk memandangi berbagai indah ciptaanNya. Dan berbagai syukur lainnya. Mentari pagi adalah kesyukuran.

Bagi saya juga, memandangi proses mentari terbit adalah harapan. Proses mentari terbit yang dimulai dari munculnya semburat cahaya kemerahan di tengah kegelapan, hingga akhirnya semburat cahaya tersebut semakin kuat dan menghapuskan seluruh gelap malam. Seiring dengan memandangi proses ini, seakan ikut mewujudkan harapan-harapan baru dalam diri ini. Harapan, semoga hari ini menjadi lebih baik dari kemarin. Harapan, semoga dapat meraih target dan tujuan untuk hari ini. Harapan, semoga dapat terus menjadi hambanya yang terus bersyukur atas segala nikmatnya. Dan Harapan, semoga dapat menyongsong hari ini dengan sebaik mungkin. Mentari pagi adalah harapan.

Memandang mentari terbit, adlaah proses mengambil pelajaran selanjutnya, kesugguhan, dan istiqomah. Bagaimana mentari di tiap pagi, selalu terbit dari tempat yang sama, muncul dan menyinari, tanpa pernah absen sekali pun. Dari mentari terbit juga lah, yang membangunkan orang-orang dari lelapnya tidur, dan menjadi tanda bagi awal aktivitas seluruh manusia. Mentari  seakan memberi pelajaran bagi kita “ Jangan pernah bosan menjadi orang baik yang selalu menolong orang. Jangan pernah absen untuk menerangi dan membantu orang lain, Dan tetaplah Istiqomah dalam mengulurkan tangan bagi siapapun yang membutuhkan. Mentari pagi adalah kesungguhan, istiqomah, dan menerangi.

Bagi sebagian orang, mentari terbit adalah hal yang biasa, rutin terjadi. Tapi bagi saya, adalah hal yang luar biasa. Cukup dengan meluangkan sedikit waktu untuk merenungi san memikirkan makna segala ciptaanNya, maka diri ini akan mendapatkan pelajaran yang luar biasa. Sampai kepada titik ini, maka lidah ini akan berucap “ Alhamdulillah, maka nikmat Tuhan mu yang mana kah yang kamu dustakan “

Waktu menunjukkan pukul 05.10. Segera ku ‘sruput’ sisai kopi terakhir di gelas, kemudia bergegas berdiri dan seraya mengucap “ Bismillah, kuawali hari ini ya Robb, semoga selalu dalam ridha Mu, Allahumma bika asbahna wa bika amsaina wa bika nahya wa bika namutu wa ilaika annussyur. Memandang mentari terbit sekarang bukan hanya sekedar menjadi hal yang biasa, tapi menjadi luar biasa dengan berbagai hikmah dan makna di dalamnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar