Review Film Rudy Habibie : Masa Muda
Habibie Nan Dramatis dan Inspiratif
Durasi : 142 Menit
Sutradara : Hanung Bramantyo
Pemain : Chelsea Islan, Reza Rahadian, Ernest Prakasa, Dony Damara, Boris Bokir
Dear Good People…
Seberapa banyak dari
kalian yang mempunyai anggapan atau stigma negative terhadap kualitas perfilman
yang dihasilkan Indonesia. Gua yakin banyak. Penyebabnya ? tentu saja karena
beberapa tahun belakangan ini film-film
yang dihasilkan oleh sineas Indonesia lebih banyak di dominasi oleh
film-film sampah-murahan-tak berkualitas yang mengandalkan rumus Paha-Dada-Cinta
cintaan-Alay. Cuma orang yang otak nya setengah waras aja yang mau nonton
tipikal film tersebut. Entah di Layar kaca, atau di Bioskop sama saja. Namun,
di tengah menyampah nya film-film atau sinetron sampah dengan identitas
tersebut, masih ada beberapa film yang berusaha menawarkan sesuatu yang
berkualitas nan inspiratif. SAlah satunya ialah film film yang bertemakan biografi
tokoh berjasa bagi Indonesia. Sebut saja Habibie Ainun, Soekarno, Sang Pencerah, dan
seterusnya. Kesemuanya menawarkan satu muatan kepada penonton : Suatu pesan
moral nan inspiratif yang bisa memotivasi penonton Indonesia, kawula muda
khususnya. Terdengan klise ya, seperti pelajaran PPKN. Yah, begitulah fakta nya….
Rudy Habibie yang
digarap oleh Hanung Bramantyo merupakan salah satu dari tipikal film inspiratif
diatas. Menceritakan kisah Habibie muda yang menuntut ilmu nun jauh di Jerman,
tepat nya di distrik Aachen, penonton akan digiring pada berbagai pesan moral
yang dapat dipetik di film ini. Dimulai dari meninggal nya sang Ayah saat
Habibie masih kecil, daerah asal dia yang dibombardir oleh tentara Jepang,
bagaimana perjuangan Habibie dalam beradaptasi ketika masih awal berada Jerman,
kehabisan uang, gagal berkali-kali, dilecehkan oleh orang lain, sulit
mendapatkan tempat ibadah yang layak mempertahankan idealisme, hingga gesekan
dengan mahasiswa-mahasiswa lain nya. Kesemuanya dirangkum dalam satu film yang
berdurasi 2 jam 22 menit. Cukup lama memang. Padat ? Iya. Berkesan ? Cukup berkesan,
tapi tidak terlalu berkesan-berkesan amat. Kenapa gua bilang gitu. Karena film
ini kesan nya terlalu memaksakan untuk memasukkan beragam pesan moral ke dalam
satu film. Jadi yang menonton pun dibuat tidak terlalu berkesan dengan satu
pesan moral yang ada. Di satu scene, kita akan dihanyutkan oleh kata-kata ayah
Habibie yang bertajuk ‘ Hiduplah seperti mata air bla bla bla….’ ( Walau
menurut gue scene ini tidak perlu diulang berkali kali juga sih), tidak lama
dari scene mata air itu, penonton kembali dibuat terenyuh oleh perjuangan
Habibie ketika kehabisan uang dan kelaparan. Masih berada pada sensasi
kelaparan, tau tau kita disuguhi oleh kengototan Habibie muda dalam
mempertahankan idealisme yang ia yakini ketika berada di organisasi
kemahasiswaan. So, menurut gue, kesannya nih film seperti maksain tiga jilid
buku PPKN masuk ke dalam satu film berdurasi dua jam.
Tapi, di sela-sela
berbagai muatan ala PPKN yang jadi arus utama ini film, tetap saja ada beberapa
joke yang cukup menghibur penonto. Cukup lah buat ketawa-ketawa geli. Ada
Poltak Hasibuan ( diperankan oleh Boris Bokir) yang menghibur kita dengan logat
ala batak nya setiap kali dia berbicara. Ada juga joke joke ringan yang
bersliweran di sepanjang film. Tapi yang paling bikn gue sukses ngakak ketika
scene masa kecil Habibie, yang hendak mencari balon bekas untuk percobaan balon
udara, dia malah menemukan kondom bekasyang kemudia ia tiup hingga jadi seperti
balon. Geblek lah,haha..
Dan tidak lupa, ada
juga si cantik Chelsea Islan yang berperan sebagai Ilona, gadis muda dari
Polandia yang menjadi cinta Habibie ketika berada di Jerman. Akhir cinta mereka
berdua memang tidak penting, karena kita sama-sama sudah tahu. Tapi emang
Chelsea Islan itu dah aslinya manis, di manapun dia main film, penonton cowok
dibuat diabetes semua. Termasuk gua. Peran dia di film ini juga lumayan
sentral, dia selalu berusaha untuk mencintai dan mensupport Habibie muda, walau
tidak bisa bersama pada akhir nya. Satu untaian kalimat yang paling gue ingat
dari si Ilona ini ketika dia hendak berpisah dengan Habibe di stasiun ialah :
Masalah
nya : Kamu cinta Indonesia. Faktanya, kamu cinta Indonesia. Dan solusinya, kamu
cinta Indonesia ( sambil
megang pipi Habibie, dan diiringi lantunan lagu Mencari Cinta Sejati nya Cakra
Khan). Reaksi cowok jomblo yang nonton : Guling-guling Baper sambil meluk kursi
bioskop.
Walau pun ini film
kesan nya kaya kebanyakan pesan moral, tapi Reza Rahadian tetaplah Reza
Rahadian. Akting dia emang kualitas jempolan ( dua jempol lah buat dia, empat
sekalian, tambah jempol kaki). Sejak dia berperan jadi Habibie di Film Habibie
Ainun, dia emang udah cocok banget lah meranin si Habibie. Gesture tubuh nya
kena, cara ngomong nya kena, emosi anak muda nya kena, semuanya ngena deh. Kualitas
akting yang ditampilkan oleh yang lain juga terhitung bagus dan oke, bisa
mengimbangi peranan Reza pemeran utama, walau menurut gue, Chelsea Islan agak
kurang mantap ngomong bahasa Jerman nya, terlihat ada beberapa aksen pengucapan
yang salah. But, its oke…
At last, bagi gue Film
ini sangat layak tonton. Dramatis (ala PPKN), inspiratif, dan edukatif. Salah
satu film berkualitas persembahan Hanung di tengah gempuran film-film sampah
lain nya.
Final Result : 4,5/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar