Minggu, 22 Mei 2016

Khutbah Jum'at "Krisis Identitas Ummat Islam "

Krisis Identitas Ummat Islam 
إِنَّ الحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ ونَسْتَعِينُهُ ونَسْتَهْدِيهِ ونَشْكُرُهُ ونَسْتَغْفِرُهُ ونَتُوبُ إِلَيْه، ونَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنا ومِنْ سَيِّئاتِ أَعْمالِنا، مَن يَهْدِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ ولا شَبِيهَ ولا مِثْلَ ولا نِدَّ لَه، ولا حَدَّ ولا جُثَّةَ ولا أَعْضاءَ لَه، أَحَدٌ صَمَدٌ لَمْ يَلِدْ ولَمْ يُولَدْ ولَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَد، وأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا وحَبِيبَنا وعَظِيمَنا وقائِدَنا وقُرَّةَ أَعْيُنِنا محمَّدًا عَبْدُهُ ورَسُولُهُ وصَفِيُّهُ وحَبِيبُهُ، مَنْ بَعَثَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ هادِيًا ومُبَشِّرًا ونَذِيرا. اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنا محمَّدٍ وعَلى ءالِهِ وصَفْوَةِ صَحْبِه.
أَمّا بَعْدُ عِبادَ اللهِ فَإِنِّي أُوصِيكُمْ ونَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ العَلِيِّ العَظِيمِ وأَسْتَفْتِحُ بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ وإِنَّ خَيْرَ الكَلامِ كَلامُ الله، ويقول الله تعالى  فى كتابه الكريم "أعوذ بالله من الشيطان الرجيم “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ،

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jama’ah Shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ni`mat-Nya yang telah dianugerahkan kepada kita sekalian, khususnya nikmat Iman, Islam, dah Ihsan sehingga kita semuadapat dipertemukan dalam sidang shalat jumat yang penuh berkah ini, dan smoga tetapi dipertemukan dengan hari yang paling mulia ini pada minggu minggu berikutnya.
Shalawat beriring salam senantiasa kita panjatkan kehadirat Nabi besar kita, junjungan kita, sayyiadana wa maulana Muhammad SAW yang mana telah membimbing ummat akhir zaman ini dengan cahaya Islam dan Iman
Selanjutnya marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan benar-benar taqwa, yaitu selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Jama’ah Shalat jumat yang berbahagia.
1446 tahun. Bila kita sedikit melakukan review dan flashback, sudah 1446 tahun Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW muncul dan berkembang di Bumi ini. Dimulai dari Jazirah Arab nun jauh disana pada 14 abad yang lalu, Islam dibawa dan digaungkan oleh segenap masyarakat Makkah. Muncul sebagai sesuatu yang dianggap asing dan minoritas oleh masyarakat Arab yang notabene nya menganut paham penyembah berhala hingga penginutnya yang waktu itu masih sedikit dihina, dicaci maki, dianiaya, diasingkan, bahkan dibunuh. Namun, seiring waktu, dengan pengorbanan, kesungguhan, dedikasi, dan semangat menegakkan kalimah Allah di muka bumi ini, Islam semakin kuat, tegak, tersebar di seluruh muka bumi ini, menjadi sebuah Peradaban yang disegani dan dihormati oleh bangsa-bangsa lainnya. Al hadoroh al Islamiyyah al Aliyah. Benarlah prinsip yang berlaku
إن صبرتم على الأشق قليلا استمتعتم بالأرفه الذى طويلا
“ Apabila kamu bersabar dengan kesusahan dalam waktu yang sebentar, maka kamu akan menikmati keuntungan dalam waktu yang lama” Sejarah mencatat, bahwa peradaban Islam tumbuh dan berkembang pesat sejak abad 7 hingga abad ke 17. Pencapaian yang dicapai oleh Dinasti Muawiyah, Abbasiyah, hingga Turki Utsmani merupakan sedikit contoh bagaimana Peradaban Islam merupakan salah satu pelopor kemajuan pada kurun abad pertengahan. Pada zaman itu, ilmu-ilmu agama dan sains pengetahuan demikian berkembang, perpustakaan-perpustakaan besar didirikan untuk menyokong semangat keilmuan. Berbagai buku-buku masterpiece diterjemahkan dan dituliskan oleh ulama’ulama besar seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan Al Ghazali. Sistem pemerintahan diatur sedemikian rupa hingga sangat menjamin kesejahteraan rakyat nya. Militerisasi pun sangat diperhatikan, hingga pada waktu itu, sejarah mencatat bahwa wilayah kekuasaan Islam telah menyentuh daerah-daerah Eropa : Sevilla, Cordoba, Gibraltar,Barcelona, Zaragoza,  atau bahkan Afrika : Mesir, Maroko, Sudan hingga puncaknya, peradaban Islam dibawah Sultan Muhammad al Fatih yang masih berusia 21 tahun berhasil menaklukkan Imperium dan kerajaan terbesar waktu itu, Peradaban Romawi pada tahun 1457 masehi. Allahu Akbar, lihatlah bagaimana seorang pemuda berusia 21 tahun yang mana pada era kita sekarang masih berusaha untuk merebut hati wanita, namun ia telah berhasil merebut kekuasaan terbesar dan benteng terkokoh di dunia pada waktu itu. Benarlah sabda nabi yang berbunyi :
: لتفتحن القسطنطينية فلنعم الأمير أميرها ولنعم الجيش ذلك الجيش
Kota Konstantinopel akan ditaklukkan oleh pemimpin sebaik-baiknya pemimpin, dan tentara yang dibawah komandonya ialah tentara sebaik-baiknya tentara. (HR . Ahmad bin Hanbal )
Jama’ah Shalat Jumat yang dirahmati Allah.
Namun, segala kemajuan dan pencapaian luar biasa yang pernah dicapai oleh peradaban Islam pada dekade yang lalu, seolah hilang tak berbekas pada hari ini. Memang benar Islam masih menjadi agama dengan penganut terbanyak di dunia ini. Namun, hal itu tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan identitas Islam kita. Secara kuantitas, kita adalah mayoritas. Namun secara kualitas dan identitas, kita adalah minoritas.
Hari ini, ummat Islam mengalami krisis identitas sebagai seorang muslim. Secara status, kita memang beragama Islam, namun secara moral dan etika, kita bukanlah Islam. Jika kita melihat kondisi ummat Islam saat ini, khususnya Indonesia, yang katanya penduduk dengan jumlah Muslim terbesar di dunia,tergambar dengan jelas betapa merosotnya akhlak sebagian besar ummat Islam.Dekadensi moral terjadi terutama di kalangan remaja. Tawuran, perkelahian, pemakaian obat-obatan terlarang, bahkan perzinahan, menjadi potret gambaran bagaimana remaja di Indonesia sekarang. Lebih mirisnya lagi, hal ini tidak hanya terjadi di remaja juga, namun krisis identitas kita sebagai Muslim juga tergambar jelas di segala sector kehidupan ummat. Para pemimpin yang semakin sibuk dengan urusannya sendiri dan memprrkaya perut-perut mereka. Para ulama’ yang tidak lagi berjuang untuk kepentingan ummat, namun hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan. Para pengusaha dan orang-orang kaya yang lari dari tanggung jawab membayar zakat serta tak lagi memperdulikan cara yang riba atau bahkan haram dalam bisnis mereka. Kesemua golongan diatas berlomba lomba untuk hidup duniawi mereka seakan mereka hidup kekal, dan mengesampingkan urusan akhirat mereka. Inilah yang oleh Nabi dinamakan dengan penyakit akhir zaman, yaitu penyakit Al Wahn dan sahabat bertanya, famaa hiya al wahyn ya rasulullah, hubbuddunya wa karahiyatul maut. Dan sahabat beratanya apa itu penyakit wahn ya rasulullah, dan rasulullah menjawab penyakit cinta dunia dan takut mati.
Hal diatas semakin diperparah dengan masuknya pola kehidupan barat, Werstern Life Style, yang mana begitu menjamur di kalangan masyarakat sekarang. Gaya hidup hedonis dan materealistis seakan menjadi patokan dan transetter manusia postmodern sekarang.
 Sekarang kita hidup di tengah masyrakat yang mana tingkat kemulian nya bukan dipandang dari seberapa dalam ilmu nya atau seberapa tinggi takwa nya, melainkan dari seberapa tinggi pangkat pekerjaan nya, dan seberapa besar gaji nya.
Sekarang kita hidup di tengah masyarakat yang seakan terasa sangat berat untuk shalat, namun terasa sangat ringan untuk urusan pekerjaan duniawi dan mengerjakan maksiat.
Sekarang kita hidup di tengah masyarakat yang sangat malas dan enggan untuk membaca Al Quran, namun terasa sangat ringan untuk membaca majalah, novel, dan koran.
Sekarang kita hidup di tengah masyarakat yang mana sangat pelit untuk mengeluarkan selembar 10 ribu untuk zakat, namun berlomba-berlomba mengeluarkan uang 100 ribu an bahkan jutaan  untuk membeli barang dan perangkat.
Sekarang kita hidup di tengah masyarakat yang berlomba-lomba menuju tempat hiburan, namun untuk melangkahkan kaki ke masjid, mereka sangat enggan dan merasa beban.  
Bahkan detik ini, kita juga berlomba lomba berada di barisan pertama ketika ada konser atau  pertunjukkan hiburan lain nya, namun ketika shalat jum’at kita malah berlomba lomba duduk di barisan terakhir.
Sekarang ini, yang wanita berlomba-lomba mengenakan pakaian yang menunjukkan aurat nya, namun bagi mereka yang berpakaian secara sopan dan menutup aurat malah dibilang ketinggalan zaman.
Sekarang ini, kita hidup di tengah remaja wanita yang semakin tenggelam dalam busaha hijab modernis, atau hijab gaul, yang mana juga menunjukkan lekukan tubuh mereka, namun mereka yang mengenakan hijab sesuai tuntutan syari’at malah dibilang tidak modernis dan stylish.
Sekarang ini, kita hidup di tengah budaya masyarakat yang mengagungkan kebebasan dalam berbusana dan berpakaina, namun, bagi mereka yang mengenakan jubah atau memanjangkan jenggot sesuai sunnah nabi, malah dibilang tidak postmodernis atau bahkan teroris.
Inilah potret identitas Islam sekarang, Kita semakin terpinggirkan di pinggiran gempuran berbagai kebudayaan. Kita semakin tersisihkan di tengah himpunan berbagai peradaban . kita semakin asing di dalam keterasingan, kehilangan identitas, moral, etika, bahkan spiritualitas. LIhatlah sabda nabi yang berbunyi :
بدأ الإسلام غريبا وسيعود غريبا، فطوبا للغرباء
Islam dimulai dengan keadaan asing, dan kelak juga akan kembali dalam keadaaan asing, maka bersyukurlah orang-orang yang asing tersebut.
Dengan semakin mirisnya krisis identitas islami yang kita alami, setidaknya kita butuh sosok pemimpin yang bisa membimbing kita agar dalam menegakkan agama Islam, membangkitkan dan selalu menegakkan jati diri kita sebagai muslim sejati dan hakiki, sehingga kita bisa mentaatinya sebagaimana lazimnya sesuai dengan firman Allah :
يا أيها الذين أمنوا وأطيعوالله الرسول وأولى الأمر منكم
Wahai orang-orang beriman, taatilah Allah, Rasulnya, dan Pemimpin diantara kalian.
Namun pada kenyataan nya, orang-orang yang menamakan diri mereka sebagai pemimpin kita pada hari ini malah semakin menjungkir balikkan keadaan dan identitas kita menjadi semakin buram dan tenggelam dalam kubangan lumpur kebimbangan dan skeptisisme. Masyarakat Islam yang sudah kehilangan identitas, malah semakin dibuat bingung dengan kebijakan-kebijakan pemimpin kita.
Kau ini bagaimana, wahai pemimpin, atau aku yang harus bagaimana
Kau suruh aku berfikir, aku berfikir kau tuduh aku kafir
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plinplan
Kau suruh aku maju, aku maju kau jegal kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
Aku Harus bagaimana
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkuk ku
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak semaumu
Kau bilang selalu memiirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau ini bagaimana
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Kau ini bagaimana, wahai pemimpin. Atau aku yang harus bagaimana ?
Jama’ah shalat jumat yang berbahagia.
Namun, bisakah kita sebagai Ummat muslim kembali bangkit dan menegakkan kembali identitas kita sebagai sebuah peradaban Islam maju dan terdepan diantara peradaban –peradaban lain nya ? Tentu saja bisa. Mari kita bayangkan sebuah scenario dimana tradisi keilmuan dan pendidikan di ummat Muslim sekarang kembali ditumbuhkan dan dikembangkan. Ditambah dengan dukungan serta sokongan penuh dari pemerintah dan militer. Serta sumbangan material dari para dermawan-dermawan muslim, maka insya Allah, bi Idznilah, khotib yakin, dalam kurun waktu kurang dari satu abad, apabila scenario diatas dijalankan dengan kesungguhan,Ummat Islam akan muncul kembali sebagai suatu peradaban yang maju dan padu dan rahmatan lil alamin. Amin.
Dan bersyukurlah kita, pondok-pondok pesantren di Indonesia mempunyai peranan penting dalam mengembangkan wawasan keilmuan dan pengembangan moral anak-anak bangsa. Betapa tidak, santri-santri di pesantren tetap teguh memegang identitas mereka sebagai seorang Muslim, tanpa ternetralisir oleh budaya hidup kebarat-baratan yang berkembang di luar sana. Waktu mereka dihabiskan bukan untuk berjalan-jalan atau mencari hiburan, tetapi dihabiskan untuk mentadabburi kandungan Al Quran, dan mengkaji khazanah-khazanah keislaman. Ditanamkan pula identitas pemuda sejati di dalam sanubari mereka. Anal kaSyafu walakinni muslim. Saya seorang pemuda, namun saya tetap seorang muslim sejati. Mereka inilah yang tetap teguh memegang identitas muslim mereka. Mereka inilah santri-santri di pesantren. Idealis namun tetap realistis. Visioner, namun tidak egaliter. Berjiwa Islamis, namun juga nasionalis. Tradisionalis namun juga modernis. Ketahuilah, Santri santri di pesantren tidak akan mati karena kelaparan, tidak akan tumbang karena sakit, tidak akan goyah karena bimbang, namun mereka akan tumbuh lurus keatas, menjunjung tinggi Islam dan kalimah Allah, Li’ilai kalimatillah. Dan kelak, dengan izin Allah SWT, mari sama-sama kita doakan, kelak 5,10, atau 15 tahun ke depan, santri santri kita bisa menjadi tonggak serta harapan baru bagi kebangkitan Ummat Islam di dunia, dan Indonesia khusus nya. Mereka lah yang akan menagkutalisasikan nilai-nilai keislamana terhadap seluruh masyarakat dunia. Mari bersama kita doakan, mereka inilah yang dimaksud dengan firman Allah SWT
* $tBur šc%x. tbqãZÏB÷sßJø9$# (#rãÏÿYuŠÏ9 Zp©ù!$Ÿ2 4 Ÿwöqn=sù txÿtR `ÏB Èe@ä. 7ps%öÏù öNåk÷]ÏiB ×pxÿͬ!$sÛ (#qßg¤)xÿtGuŠÏj9 Îû Ç`ƒÏe$!$# (#râÉYãŠÏ9ur óOßgtBöqs% #sŒÎ) (#þqãèy_u öNÍköŽs9Î) óOßg¯=yès9 šcrâxøts ÇÊËËÈ  
tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Jamaah Shalat Jumat yang berbahagia.
بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah Kedua
الحمد لله حمدا كثيرا. والشكر لله شكرا كثيرا. وإيّاه نعبد ونستعين وبه نستغفر وعليه نتوكّـل. ونعوذ به من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا. أشهد أن لاإله إلاّ الله وحده لاشريك له وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله. اللهمّ صلّ وسلّم على هذا النبىّ الكريم محمّد صلّىالله عليه وسلّم أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين. أمّـا بعــد.
فيا أيّها المسلمون أوصيكم وإيّاى بتقوىالله فقد فاز من اتقى واتقوا الله حقّ تقاته ولاتموتنّ إلاّ وأنتم مسلمون.
َاتَّقُوا اللهَ - عِبَادَ اللهِ -، وَابتَعِدُوا عَمَّا يُضْعِفُ شَخْصِيَّاتِكُمْ؛ تَسْعَدُوا فِي حَيَاتِكُمْ، وَتَهْـنَأُوا بِالجَنَّةِ بَعْدَ مَمَاتِكُمْ.
هَذَا وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى إِمَامِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَقَائِدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ، فَقَدْ أَمَرَكُمُ اللهُ تَعَالَى بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ حَيْثُ قَال عَزَّ قَائِلاً عَلِيْمًا: ¨bÎ) ©!$# ¼çmtGx6Í´¯»n=tBur tbq=|Áムn?tã ÄcÓÉ<¨Z9$# 4 $pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#q=|¹ Ïmøn=tã (#qßJÏk=yur $¸JŠÎ=ó¡n@  .
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، َالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَاوَاتِ، يَا قَاضِيَا الْحَاجَاتِ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَ لِذِكْرِ اللهِ أَكْبَرُ. وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. اَقِمِ الصَّلَاةَ



ô



Tidak ada komentar:

Posting Komentar