Senin, 27 Januari 2014

Menyelami Makna Surat Al Mulk

Menyelami Makna Surat Al Mulk


A.                Pendahuluan
Surat Al Muluk adalah salah satu surat di dalam Al Quran ayng terletak pada awal juz 29. Surat ini terdiri dari 30 ayat. Surat ini dinamakan dengan Al Muluk yang berarti kerajaan, dimabil dari ayat pertama surat ini yang mengandung kata al Mulk. Nama lain dari surat Al Mulk ini ialah surat At Tabarak atau Maha Suci, diambil dari ayat pertama dalam surat ini. Berdasarkan waktu turunnya, surat Al Mulk ini diturunkan di Makkah, sehingga ia tergolong surat Makiyyah.

B.                 Teks Surat Al Mulk

1. Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
2. yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
3. yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?
4. kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam Keadaan payah.
5. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
6. dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
7. apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,
8. Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?"
9. mereka menjawab: "Benar ada", Sesungguhnya telah datang kepada Kami seorang pemberi peringatan, Maka Kami mendustakan(nya) dan Kami katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar".
10. dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".
11. mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.
12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
13. dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.
14. Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?
15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
16. Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,
17. atau Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?
18. dan Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka Alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.
19. dan Apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha melihat segala sesuatu.
20. atau siapakah Dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah yang Maha Pemurah? orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
21. atau siapakah Dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?
22. Maka Apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?
23. Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) Amat sedikit kamu bersyukur.
24. Katakanlah: "Dia-lah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan".
25. dan mereka berkata: "Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?"
26. Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. dan Sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan".
27. ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. dan dikatakan (kepada mereka) Inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.
28. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada Kami, (maka Kami akan masuk syurga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?"
29. Katakanlah: "Dia-lah Allah yang Maha Penyayang Kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah Kami bertawakkal. kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata".
30. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; Maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?"

C.                Sebab Turunnya Surat Al Mulk
Sebelumnya harus kita ketahui bahwasanya tidak semua ayat dan surat dalam Al Quran memiliki asbabun Nuzul atau sebab turunnya ayat atau surat tersebut. Dan surat Al Mulk tidak memiliki asbabun Nuzul

D.                Hubungan Surat Al Mulk Dengan Surat Sebelum dan Setelahnya
Dalam surat sebelumnya, atau surat At Tahrim diterangkan bahwa Allah mengetahui segala rahasia, sedang pada surat Al Mulk ditegaskan lagi bahwa Allah mengetahui segala rahasia karena Allah menguasai seluruh alam. Pada akhir surat Al Mulk, Allah mengancam orang yang tidak bersyukur kepda nikmat Allah dengan mengeringkan bumi atas mereka, sedang dalam surat setelahnya, surat Al Qalam, diberikan contoh tentang azab terhadap orang-orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah.

E.                 Kandungan Surat Al Muluk
Dalam surat Al Mulk mengandung beberapa pelajaran dan hikmah, diantaranya ialah sebagai berikut :
1.      Hidup dan mati ujian bagi manusia;
2.      Allah menciptakan langit berlapis-lapis dan semua ciptaan-Nya mempunyai keseimbangan;
3.      Perintah Allah untuk memperhatikan isi alam semesta; azab yang diancamkan terhadap orang-orang kafir; dan janji Allah kepada orang-orang mukmin;
4.      Allah menjadikan bumi sedemikian rupa hingga mudah bagi manusia untuk mencari rezki;
5.      Peringatan Allah kepada manusia tentang sedikitnya mereka yang bersyukur kepada nikmat Allah.

F.                 Keutamaan Membaca Surat Al Mulk
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

سُورَةٌ مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ {تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ}. وفي رواية: فأخرجته من النار و أدخلته الجنة »
Satu surat dalam al-Qur’an (yang terdiri dari) tiga puluh ayat (pada hari kiamat) akan memberi syafa’at (dengan izin Allah Ta’ala) bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan membaca surat ini secara kontinyu, karena ini merupakan sebab untuk mendapatkan syafa’at dengan izin Allah Ta’ala.

Hadits ini semakna dengan hadits lain dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu surat dalam al-Qur’an yang hanya (terdiri dari) tiga puluh ayat akan membela orang yang selalu membacanya (di hadapan Allah Ta’ala) sehingga dia dimasukkan ke dalam surga, yaitu surat: “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:

- Keutamaan dalam hadits ini diperuntukkan bagi orang yang selalu membaca surat al-Mulk dengan secara kontinyu disertai dengan merenungkan kandungannya dan menghayati artinya

- Surat ini termasuk surat-surat al-Qur’an yang biasa dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum tidur di malam hari, karena agungnya kandungan maknanya.

- Sebagian dari ulama ahli tafsir menamakan surat ini dengan penjaga/pelindung dan penyelamat (dari azab kubur), akan tetapi penamaan ini disebutkan dalam hadits yang lemah

- Al-Qur’an akan memberikan syafa’at (dengan izin Allah) bagi orang yang membacanya (dengan menghayati artinya) dan mengamalkan isinya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya bacaan al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at bagi orang-orang yang membacanya (sewaktu di dunia)[1]

G.    Tafsir Surat Al Mulk
Pada ayat satu sampai ayat ke lima, surat Al Mulk menjelaskan bahwasanya segala apa yang ada di muka bumi ini, termasuk penciptaan langit dan bumi yang berlapis-lapis, pengaturan hidup dan mati seluruh makhluk yang ada di alam ini, semua ini adalah kuasa Allah, dan semua yang ada di alam ini meliputi langit, bumi, beserta makhluknnya adalah kerajaan Allah SWT.
Disini Allah juga menjelaskan pada ayat ke dua, bahwasanya tujuan Allah mengatur kehidupan dan kematian makhluknya adalah untuk mengetahui siapa dari makhluknya yang paling bagus amalan nya, dan agar makhluknya berlomba-lomba dalam melaksanakan amal salih.
Pada ayat ke enam sampai ayat ke sebelas, Allah SWT menjelaskan azab yang diterima oleh orang kafir nanti di akhirat, diantaranya ialah mereka dilemparkan kedalam api neraka Jahannam yang menggelegak dan sangat panas. Disini para orang kafir tersebut akan menyesali perbuatan yang mereka, diaman semasa hidupnya mereka mengabaikan segala peringatan dan da’wah Islam yang datang dari para nabi-nabi. Mereka pun menyesak seraya berkata apabila mereka mengikuti hidayah yang telah sampai kepada mereka duli, mereka tidak akan berada di neraka Jahannam seperti ini.
Pada ayat ke dua belas sampai ayat ke empat belas, Allah SWT menjelaskan janji yang diberikan kepada orang mu’min, bahwasanya mereka akan memperolah ampunan dan balasan yang sangat besar dari Allah SWT.
Pada ayat ke lima belas menjelaskan bahwasnya apa yang diciptakan di bumi ini menyesuakan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Penciptaan berbagai macam jenis makanan, minuman, cuaca, panas, dingin, hujan, dan lainnya, semua ini diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia di bumi ini[2].
Pada ayat ke enam belas sampai ayat yang terakhir, ayat tiga puluh, berisi ancaman Allah kepada orang-orang kafir yang tidak beriman. Diantaranya ancaman yang dijelaskan di surat ini adalah : Allah mampu untuk menjurkirbalikkan bumi, dan menurunkan badai dari langit apabila Allah telah murka kepada mereka. Dijelaskan juga di ayat ini, agar manusia selalu merenungi dan memikirkan segala ciptaan Allah di bumi ini, seperti burung-burung yang terbang di langit, rizki yang diberikan kepada mereka, dan sumber air yanh selalu mengalir untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Di ayat dua puluh  lima dan dua puluh enam, Allah juga menjelaskan bahwasanya tidak ada yang mengetahui kapan datangnya hari kiamat, kecuali Allah SWT sendiri.

H.    Penutup
Surat Al Mulk, sebagai salah satu surat di dalam Al Quran menjelaskan tentang kekuasaan dan kepemilikan Allah SWT yang meliputi segala apa yang ada di langit dan bumi. Surat ini juga menjelaskan ancaman dan janji yang akan diberikan kepada orang kafir dan mu’min. Dijelaskan juga di surat ini agar manusia senantiasa melihat dan merenungkan segala ciptaan,rezeki, dan anugrah yang diberikan kepada mereka, agar manusia senantiasa bersyukur dan beribadah kepada Allah SWT





[1] Hadits Sahih Riwayat Muslim (no. 804).
[2] Menurut Ibnu Rusyd, salah satu filisof muslim terkemuka, hal ini dinamakan juga dengan dalil Inayah atau dalil pemeliharaan yang digunakan untuk membuktikan keberadaaan Allah SWT

Menelusuri Kembali Jejak Kejayaan Peradaban Islam

Menelusuri Kembali Jejak Kejayaan Peradaban Islam

Islam sebagai sebuah agama yang muncul pada abad ke 6 Masehi, telah membawa banyak perubahan dalam tataran kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam tataran hubungan antara manusia dengan sang Kholik, ataupun hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Tetapi baik dalam hubungan antara manusia dengan sang Kholik ataupun dengan manusia lainnya, keduanya berdasarkan oleh konsep Tauhid. Hal inilah yang menjadikan seluruh aspek kehidupan seorang muslim selalu berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam.

Kemunculan Islam yang bermula pada abad ke 6 Masehi, kemudian berkembang sebagai sebuah peradaban baru yang tumbuh dengan pesat. Hal yang perlu dicatat adalah peradaban yang dibangun Islam adalah sebuah peradaban yang berdasar pada nilai-nilai Islam dan konsep Ilmu, sehingga dalam Islam tidak dikenal Istilah sekuler yang berusaha memisahkan antara agama dengan ilmu dan kehidupan publik. Kejayaan peradaban Islam dapat dilihat dari berbagai kontribusinya daam berbagai bidang.

Setelah wafatnya Rasulullas SAW pada abad ke 6, pemerintahan dipegang oleh Khulafaur Rasydin.Di masa ini tercatat ekspansi Islam ke berbagai macam daerah seperti Mesir, Iran, bahkan sampai penaklukkan Kerajaan Persia, yang terkenal sebagai kerajaan terkuat pada waktu itu. Sistem pemerintahan pun lebih ditertibkan dengan diberlakukannya sistem kepala pemerintahan tiap daerah dan sistem pajak. Pada masa pemerintahan ini  juga dilakukan pembukuan Al Quran dan penetapan kalender hijriyyah.

Pada era selanjutnya yaitu era kekuasaaan dinasti Umayyah, banyak kota-kota yang dibangun dan dikembangkan, sebagai pusat perkembangan keilmuan. Dilakukan juga berbagai upaya penerjemahan berbagai buku-buku asing, baik dari Persia ataupunYunani.Upaya ini dilanjutkan pada era kekuasan dinasti Abbasiyah pada abad ke 7 sampai ke 10 Masehi. Kota-kota seperti Baghdag dan Damaskus berkembang menjadi kota yang membangun aktivitas keilmuan yang tinggi. Bahkan di Baghdag terdapat perpustakaan terbesar waktu itu yaitu Baitul Hikmah.

Aktivitas Keilmuan Sangat Marak Pada Masa Kejayaan Peradaban Islam 
Di era ini juga muncul berbagai ilmuwan dan filosof dari ummat Islam yang terkenal. Dalam bidang matematika, dikenal Al khawarizmi, penemu konsep algoritma dan angka nol. Pakar matematika yang lainnya ialah Al Birruni, Al Kindi dan Umar Khayyam. Dalam bidang kedokteran, Islam memiliki pakar kedokteran bernama Ibnu Sina atau yang terkenal dalam dunia Barat dengan nama Averros, bukunya yang berjudul Al Qonuun fi At Thibbi, bahkan menjadi rujukan utama  dunia kedokteran sampai abad ke 17. Dalam bidang filsafat, Islam melahirkan banyak filsuf-filsuf terkenal seperti Al Faraby yang terkenal dengan julukan Guru Kedua, setelah Aristoteles, Al Ghazali, Ibnu Rusy, Suhrawardi dan lain sebagainya. Dalam bidang kimia pun dikenal Jabir Ibnu Jayyan, begitu pun dalam bidang biologi dikenal nama Al Jahiz, pencetus pertama teori evolusi, yang hidup jauh sebeleum teori evolusi Darwin dicetuskan.

Istana Al Hambra, Bukti Kejayaan Islam di Spanyol
Pada masa pemerintahan Turki Utsmani, kejayaan peradaban islam semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan penaklukkan kekaisaran Romawi oleh Sultan Muhammad Al Fatih pada tahun 1453. Bahkan ekspansi Islam sudah mencapai daratan Spanyol di Eropa. Kota-kota seperti Granada dan Cordoba adalah kota yang yang pernah diduduki oleh peradaban Islam. Pada era ini juga, kekuatan militer Islam berkembang menjadi kekuatan militer yang disegani pada waktu itu, dapat dilihat dengan keberhasilan pasukan Islam yang dipimpin oleh Shalahuddin al Ayubi dalam merebut kembali kota yerussalem dalam perang salib.

Islam sebagai sebuah peradaban yang mengalami perkembangan pesat pada abad ke 7 sampai abad ke 15, memang melahirkan banyak sekali kontribusi dan sumbangan dalam berbagai bidang, seperti sains, filsafat, kedokteran, sistem pemerintahan, pendidikan, militer, bahasa dan lain sebagainya. Bahkan bahasa Indonesia juga dipengaruhi oleh bahasa Arab. Kata-kata seperti “ Adil, hikmah, musyawarah, adab, rakyat dan lain sebagainya, adalah kata-kata yang diserap dari bahasa Arab. Kemajuan dan kejayaan perkembangan Islam adalah sebuah hal yang tidak bisa dipungkiri lagi, yang mana ini semua dapat dilihat dari berbagai kontribusi dan sumbangsih nya dalam berbagai bidang. Inilah yang menjadi tugas bagi kita semua untuk membangun kembali peradaban Islam di masa ini.







Melestarikan Kebudayaan Indonesia

Melestarikan Kebudayaan Indonesia


Indonesia, sebagai sebuah negara yang terdiri dari berbagai macam suku dan etnis, tentunya juga memiliki berbagai kebudayaan. Setiap suku atau etnis memiliki kebudayaan tersendiri, bahkan kebudayaan tiap daerah dengan daerah lainnya pun ikut berbeda. Hal inilah yang menjadikan negara Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Tetapi dengan beragamnya berbagai suku di Indonesia dengan masing-masing budayanya yang turut berbeda pula, yang menjadikan Indonesia bersatu. Hal ini tercermin dalam semboyan negara Indonesia yang berbunyi "Bhineka Tunggal Ika" yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Tiap-tiap daerah di Indonesia memang mempunyai kebudayaan khas yang berbeda dengan daerah lainnya, baik dari segi makanan, adat, tari ataupun pakaian dan rumah adat nya masing-masing. Sebut saja di Ponorogo dikenal Tari Reyog. Di jawa tengah terkenal dengan tari gong nya, ataupun di Sumatera Barat yang terkenal dengan tari piringnya. Dari segi kuliner pun berbeda tiap daerahnya, di Jakarta terkenal dengan Kerak Telornya, di Jawa Timur terkenal dengan soto lamongan dan nasi pecelnya, di Sulawesi Tenggara dengan kacang mente dan pisang ijonya, serta berbagai kuliner lainnya dari tiap-tiap daerah. Karena beragamnya kebudayaan di Indonesia inilah yang menjadi daya tarik turis dari mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.

Namun, pada hari ini, perkembangan dan kelangsungan kebudayaan Indonesia memiliki tantangan tersendiri. Masuknya berbagai kebudayaan asing, seperti dari Barat, Korea, ataupun Jepang ke Indonesia, telah mengambil alih ketertarikan remaja Indonesia sekarang untuk mempelajari dan mengidolakannya, ketimbang mempelajari budaya mereka sendiri. Maka tak heran, pada hari ini remaja-remaja Indonesia lebih kenal dengan budaya Korea, seperti makanannya, bahasanya, ataupun artis-artisnya, ketimbang mengenal tarian ataupun makanan tradisional dari daerah mereka sendiri. Hal ini ditambah lagi dengan anggapan sebagian masyarakat Indonesia bahwa budaya tradisional Indonesia adalah budaya yang telah usang atau out of date, sehingga mereka lebih senang untuk berkaca pada budaya-budaya yang datang dari bangsa luar. 

 Peran pemerintah dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia pun masih kurang. Hal ini dimanfaatkan oleh negara tetangga, Malaysia yang dalam beberapa waktu lalu mengaku bahwa Tari Reyog dan tari pendet adalah tarian yang diklaim dimiliki oleh Malaysia. Bila keadaan seperti ini terus berlanjut, maka tidak heran apabila kedepannya akan banyak budaya Indonesia yang diklaim oleh negara tetangga.


Disinilah peran kita sebagai masyarkat Indonesia dibutuhkan. Sudah seharusnya kita tetap menjaga dan melestarikan budaya-budaya khas Indonesia, bukannya malah meninggalkannya dan beralih ke kebudayaan-kebudayaan asing yang bersal dari Korea atau Barat. Kita seharusnya bangga, bahwa negara kita Indonesia, memiliki beragam budaya dan kultur yang sangat khas dan berbeda tiap daerahnya. Dan dengan berbagai macam perbedaan budaya inilah, negara Indonesia dapat berdiri.