Rabu, 01 Mei 2013

Contoh Proposal Skripsi Untuk Studi Tokoh



KRITIK ATAS STUDI  AL QURAN NASR HAMID ABU ZAYD

A.                LATAR BELAKANG MASALAH
Pedoman hidup utama ummat Islam, Al quran, tak pernah lepas dari orang-orang yang mempermasalahkan dan menghujatnya. Bila pada era pemerintahan Abu Bakar kita mengenal Musailamah Al Kadzab yang membuat ayat-ayat tandingan Al Quran, maka pada zaman ini bukan lagi membuat ayat-ayat tandingan Al Quran lagi, melainkan langsung menyerang Al Quran itu sendiri. Terlebih lagi orang-orang yang menghujat Al Quran pada masa ini bukanlah orang-orang yang non-muslim atau orang yang tak paham agama, melainkan dari kalangan intelektual dan orang-orang yang mengkaji Islam secara mendalam. Yang dipermasalahkan bukan hanya teks Al Quran tersebut, melainkan juga penafsirannya. Nasr Hamid Abu Zayd, Muhammad Shahrur, dan Muhammad Arkoun adalah sebagian  dari kaum intelektual yang mempermasalahkan teks dan penafsiran Al Quran.
Terlebih di Indonesia, dimana ide-ide mereka malah banyak digemari, dikaji, dan diikuti oleh para dosen-dosen dan mahasiswanya. Paham-paham yang menggugat keotentikan Al Quran malah berkembang pesat di berbagai perguruan tinggi negeri. Dalam salah satu kesempatan, Litbang Departemen Agama memaparkan hasil penelitiannya tentang perkembangan paham-paham liberal, yang diteliti di lingkungan Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN ) Yogyakarta. Pada bagian “ Memaknai teks Al Quran dan Al Hadits secara liberal dengan mengutamakan semangat religio etik” dipaparkan hasil penelitiannya sebagaimana berikut :
“ Al Quran bukan lagi dianggap sebagai wahyu suci dari Allah SWT kepada Muhammad SAW, melainkan merupakan produk budaya (Muntaj Tsaqafi) sebagaimana digulirkan oleh Nasr Hamid Abu  Zaid. Metode tafsir yang digunakan adalah hermeneutika, karena metode tafsir konvensional dianggap sudah tak sesuai dengan zaman. Amin Abdullah mengatakan bahwa sebagian ilmu tafsir dan penafsiran yang  diwarisi ummat Islam selama ini telah melenggangkan status quo dan kemerosotan umat Islam secara moral, politik, dan budaya. Hermeneutika kini sudah menjadi kurikulum resmi di UIN/IAIN/STAIN seluruh Indonesia. Bahkan oleh pergruruan tinggi Islam di Nusantara ini hermeneutika makin digemari.[1]
Memang diantara para kaum intelektual yang mempermasalahkan, pengaruh Nasr Hamid Abu Zaid terbilang banyak mempengaruhi pemikiran kaum intelektual muslim di Indonesia, seperti rektor UIN Yogyakarta, Amin Abdullah, beberapa dosen seperti Aksin Wijaya dan Sulhawi Ruba, belum lagi terhitung dari kalangan mahasiswa nya. Nasr Hamid Abu Zaid yang telah dikafirkan oleh dua ribu ulama’ Mesir dan diusir, malah dipuja dan diikuti oleh golongan intelektual muslim Indonesia.
Abu Zaid lahir pada 10 Juli 1943 di Quhafa, Mesir. Pendidikan tingginya, mulai dari S1, S2 dan S3 dalam jurusan Bahasa dan Sastra Arab diselesaikannya di Universitas Kairo dengan predikat highest honours[2]. Tahun 1992 ia menerbitkan karyanya yang berjudul “Naqd al-Khitob Ad dini” , yang dari karyanya ini dimulai persidangan atas dirinya dan akhirnya ia divonis murtadoleh dua ribu ‘ulama Mesir. Kemudian pada 23 Juli 1995 ia memutuskan untuk hengkang ke Belanda dan berdomilisi disana.Ia meninggal pada 5 Juli 2010 dan dimakamkan di tempat kelahirannya.[3]
Dalam penelitiannya, ia menekankan pentingnya menggunakan rasionalitas dalam penafsiran Al Quran, bahkan Nasr Hamid Abu Zaid mempermasalahkan juga golongan tradisionalis yang dalam pandangannya sangat fanatik dalam mempertahankan teks turats Islami sebagai yang sakral dan tak tersentuh, tulisnya
يتعاملون مع التراث بوصفه إنجازا مقدسا لا يجب المساس به إلا بالتوقير و التعظيم و الإجلال[4]
(..dalam berinteraksi dengan khazanah keilmuan (turats) mereka menganggapnya sebagai suatu karya yang sakral, yang tidak tersentuh kecuali dengan segala penghormatan dan pengagungan).
Diantara beberapa pemiarannya yang cukup mengundang pro dan kontra adalah pendapat dia mengenai pentingnya menggukan metode tafsir kontekstual ( At Tafsir Assiyaqiyah) dalam metode penafsiran teks Al Quran, sehingga disesuaikan dengan budaya dan kondisi yang menyelimuti suatu zaman yang melingkupi golongan masyarakat.
Selain itu ia juga beranggapan bahwasanya Al Quran yang sekarang berisi mitos, takhayul, dan khurafat, dalam beberapa teksnya sehingga pemahaman akan teks yang mengandung makna ini harus didekonstruksi dan di distorsi sesuai dengan pemahaman manusia akan teks tersebut.
Dia juga mendukung gerakan feminisme wanita dan kesetaraan gender, suatu paham yang dinilai cukup berbahaya di era sekarang, karena malah semakin  menjauhkan wanita dari hakikatnya. Menurut dia juga Al Quran mengandung beberapa teks yang melecehkan kedudukan wanita.
Maka dari itu penting kiranya untuk mengkaji secara mendalam pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid dan mengkritiknya. Sebab apa yang telah dilakukan dia merupakan suatu tindakan yang menghujat dan meragukan keotentikan Al Quran, baik secara teks nya maupun penafsiran terhadapnya.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1.        Bagaimanakah metode interpretasi Al Quran dalam pemikiran Nasir Hamid Abu Zayd dalam karya-karyanya ?
2.      Bagaimanakah kritik terhadap metode interpretasi Al Quran Nasir Hamid   Abu Zaid ?

C.    TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dua poin penting
1.      Memahami metode interpretasi Al Quran dalam pemikiran Nasir Hamid Abu Zayd dalam karya-karyanya.
2.      Mengembangkan kritik terhadap metode interpretasi Al Quran dalam pemikiran Nasir Hamid Abu Zayd.

D.    KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan disini bertujuan untuk memperluas wawasan terkait pemikiran Nasir Hamid Abu Zayd dalam studi  Al Quran, khususnya dalam metode interpretasi Al Quran yang ia gunakan.
Penelitian juga bertujuan untuk melakukan kritik terhadap pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid dalam studi Al Quran nya, yang mana pemikiran dia telah banyak diikuti dan diaplikasikan oleh kaum intelektual di Indonesia.
E.     TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa karya-karya yang bersangkutan dengan kritik studi Al Quran Nasir Hamid Abu Zayd.
“Contemporary Hermeneutics, Hermeneutics as Method, Philosophy and Critique”. Disusun oleh Josef Bleicher.Buku ini tidak secara khusus mengkaji pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid, tetapi banyak membahas tentang metode hermeneutika yang nanti nya juga digunakan oleh Nasr Hamid Abu Zaid.
“Kritik Terhadap Studi Al Quran Kaum Liberal”. Disusun oleh Fahmi Salim, M.A. Buku ini berisi kritik terhadap kaum intelektual liberal yang melakukan studi Al Quran, seperti Hassan Hanafi, Muhammad Arkoun, Muhammad Syahrur, dan Nasir Hamid Abu Zaid.
F.     KERANGKA TEORI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid dalam studi Al Quran dan melakukan kritik  terhadap pemikirannya. Disini penulis melakukan metode studi pustaka dengan mengumpulkan banyak literatur dan sumber yang berhubungan dengan pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid, baik karya-karyanya yang ditulis sendiri, pendapat beberapa tokoh lain terhadap dia, dan juga kritikan beberapa tokoh terhadapnya.
G.    METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis mengkhususkan untuk meneliti secara komprehensif mengenai pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid dalam studi Al Quran dan kritik terhadapnya, kemudian penulis memulai untuk menganalisa berbagai literatur yang berhubungan dengan pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid dan kritik terhadapnya.
Sumber untuk penelitian ini dibagi menjadi dua, sumber primer dan sumber sekunder
a.      Sumber Primer
Sumber primer untuk penelitian ini adalah karya Nasr Hamid Abu Zaid ; “Naqd Al-Khitob a l Dini”, dan karya Fahmi Salim, M.A, “Kritik Terhadap Studi Al Quran Kaum Liberal”.
b.      Sumber Sekunder
Dalam sumber sekunder ini, ada karya dari Nasr Hamid Abu Zaid yang juga memuat pemikirannya dalam studi Al Quran, yaitu ; “Al Ittijah Al-‘Aqli fi al- Tafsir : Dirasat fi Qadiyat al-Majaz fi’l Quran inda l-Mu;tazila” dan juga karya dari Josef Bleicher yang member gambaran akan studi teks yaitu “Contemporary Hermeneutics, Hermeneutisc as Method, Philosophy and Critique”. Selain itu juga ada karya beberapa tokoh lain yang mengkritik pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid, yaitu karya Henry Shalahuddin, M.A ; “Al Quran Dihujat”, dan karya Adnin Armas, M.A ; “Metodologi Bibel Dalam Studi Al-Quran, Kajian Kritis”.
Kemudian untuk metode penelitian, penulis menggunakan metode analitis kandungan untuk menganalisa data dengan mengkaji literatur yang ada terkait dengan pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid, dan kritik terhadapnya dari beberapa tokoh.
Penulis juga menggunakan metode deduktif yang mana membantu untuk menjelaskan data yang ditemukan dari penelitian ini, dan juga metode induktif untuk membantu pengambilan hasil kesimpulan.
H.    SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika penelitian disini dibagi menjadi empat bab, yaitu :
Bab Pertama : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penelitian.
Bab Kedua : Dalam bab ini terdiri dari empat anak bab yang berisi tentang biografi hidup dan intelektuan Nasr Hamid Abu Zaid. Yang pertama menjelaskan tentang biografi sejarah Nasr Hamid Abu Zaid,kelahirannya, keluarganya, masa kecilnya, dan perkembangannya hingga dewasa. Yang kedua berisi tentang biografi intelektualnya, pendidikannya, perkembangan pemikiran dan gagasannnya . Yang ketiga Berisi tentang karya-karya yang pernah dihasilkan selama hidupnya. Dan Yang keempat berisi tentang murid-muridnya atau orang yang terpengaruh oleh pemikiran dan gagasan Nasr Hamid Abu Zaid.
 Bab Ketiga : Dalam bab ini terdiri daru dua anak bab. Anak bab yang pertama berisi tentang pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid dalam studi Al Quran. Terdiri darfi empat seksi. Yang pertama berisi tentang metode tafsir kontekstual yang dikembangkannya. Yang kedua berisi tentang pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid mengenai mitod dan takhayul dalam Al Quran. Yang ketiga mengenai pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid dalam mendukung gagasan feminisme dan landasannya. Anak ba kedua berisi kritik terhadap pemikiran dan gagasan Nasr Hamid Abu Zaid yang termuat di anak bab sebelumnya. Terdiri atas tiga seksi juga. Yang pertama kritik terhadap metode tafsir kontekstualnya. Yang kedua berisi kritik terhadap gagasannya mengenai  mitos dan takhayul dalam Al Quran. Dan yang ketiga berisi kritil terhadap pemikiran feminismenya dan landasannya.
Bab Keempat :Sebagai bab terakhir, penulis mencoba untuk menyimpulkan pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid dan kritikan terhadapnya. Selain itu dalam bab ini juga terdiri dari saran penulis.

OUTLINE PROPOSAL SKRIPSI  “KRITIK ATAS STUDI AL QURAN NASR HAMID ABU ZAID
BAB I
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penelitian
D.    Kegunaan Penelitian
E.     Tinjauan Pustaka
F.      Kerangka Teori
G.    Metode Penelitian
H.    Sistematika Pembahasan
Bab II. Biografi Hidup dan Intelektual Nasr Hamid Abu Zaid
A.    Riwayat Hidup Nasr Hamid Abu Zaid
B.     Riwayat Intelektual Nasr Hamid Abu Zaid
C.     Karya-Karya Nasr Hamid Abu Zaid
D.    Murid-Murid Nasr Hamid Abu Zaid
BAB III. Pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid dan Kritik Terhadapnya.
A.    Pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid
1.         Pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid dalam Tafsir Kontekstual.
2.         Pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid Dalam Mitos dan Khurafat .
3.         Pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid Dalam Gerakan Feminisme.
B.     Kritik Terhadap Pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid.
1.       Kritik Terhadap Pemikiran Tafsir Kontekstual Nasr Hamid Abu Zaid
2.       Kritik Terhadap Pemikiran Mitos dan Takhayul Dalam Al Quran Menurut Nasr Hamid Abu Zaid
3.  Kritik Terhadap Pemikiran Feminisme Menurut Nasr Hamid Abu Zaid
BAB IV. Penutup dan Kesimpulan
A.    Kesimpulan
B.     Saran
C.     Penutup




[1] Shalahuddin, Henry, MA, Al Quran Dihujat, Al Qalam, Jakarta, hal. Xiii
[4] Abu Zayd, Nasr Hamid, Al Khitab wa l-Ta’wil, Al markaz al-Tsaqafi al-‘Arabi, Beirut, hal 180.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar