Selasa, 25 November 2014

Review Film Lucy

Review Film Lucy
Bila Manusia “Bisa” Memaksimalkan potensi Otaknya….



Judul                           : Lucy
Genre                          : Science-Fiction
Durasi                         : 89 Menit
Sutradara                     : Luc Besson
Pemain                        : Scarlet Johanson, Morgan Freeman, Min SIk Choi

Sebuah fakta biologis dalam diri kita yang mungkin sudah kita ketahui ialah, manusia tidak menggunakan seluruh kapasitas dan potensi otaknya. Manusia hanya menggunkan otaknya maksimal hanya 10 persen dari seluruh kapasitas otaknya, alias yang sisanya, 90 persen nganggur. Sel Neuron otak kita yang berjumlah lebih dari 100 juta sel pun kebanyakan ganya didiamkan tak terpakai. Lantas bagaimanakan bila manusia dapat memaksimalkan potensi dan kapasitas otaknya, bahkan bilamana bisa memfungsikannya sampai 100 persen pemakaian ?

Berangkat dari hal diatas tersebutlah, film Lucy berawal. Lucy (Scarlet Johanson) ialah seorang gadis biasa yang tanpa sengaja diculik oleh sekelompok geng penjahat asal cina dipimpin oleh Mr Jang (Min Sik Choi) dan dijadikan “wadah” untuk menyelendupkan narkoba jenis terbaru yang ditaruh di dalam tubuhnya. Malang, dalam perjalanan, kantung narkoba tersebut pecah dalam tubuhnya. Tetapi tanpa diduga, narkoba jenis terbaru tersebut malah bersinkronasi dengan tubuhnya, dan malah memicu daya kerja otak Lucy hingga mencapai 100 persen penggunaan. Lucy yang bingung, sekaligus terpana dengan kondisi tubuh dan otaknya yang baru pun menghubungi Profesor Norman (Morgan Freeman) seorang ilmuwan yang bergelut dalam riset penelitian tentang otak, untuk berkonsultasi. Disilah petualangan Lucy dimulai. Sambil mengeksplorasi daya kerja otaknya yang semakin meningkat, ia juga melakukan balas dendam kepada geng penjahat asal cina yang telah menculiknya.  

Menarik, kata pertama yang terlintas ketika menonton film ini. Sutradara Luc Benson dengan cerdas memilih tema yang masih jarang di dunia perfilman sekarang. Penonton pun dibuat terpana dengan berbagai adegan yang menarik, bagaimana bila kira-kira manusia bisa memaksimalkan penggunaan otaknya,apa yang akan terjadi. Peran tersebut pun dilakukan dengan maksimal oleh scarlet Johanson. Ia dengan sukses memerankan seorang perempuan yang merasa takut, tertekan, sampai terpana pada kekuatannya sendiri dalam film ini. Akting Morgan Freeman, seperti layaknya dia, selalu bagus dan meyakinkan. Cuma karena durasi film ini yang terbilang cukup pendek, Morgan Freeman terlihat seperti kurang mendapat jatah dan kesempatan yang cukup untuk mengeksplorasi peran dia sebagai Prof Norman. Secara keseluruhan, film ini sangat bagus dan layak untuk ditonton. Tema yang menarik, acting yang meyakinkan dan cakap, penampilan adegan dan grafik yang cukup bagus, dan sinematografi yang cukup unik menjadi kekutan utama dalam film ini.


Overall Result : 4,5/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar