Senin, 11 November 2013

Resensi Buku Inferno

Resensi Buku Inferno

Judul Buku                  : Inferno (Neraka)

Penulis                         : Dan Brown
Penerbit                       : Bentang, Yogyakarta
Tebal                           : 642 Halaman
Harga                          : Rp. 90.000,-

Tempat tergelap di neraka dicadangkan bagi mereka
Yang tetap bersikap netral di saat krisis moral

Kutipan diatas merupakan rangkaian kalimat yang saya ambil dari halaman pembuka novel terbaru Dan Brown, Inferno. Iyap, bagi kawan-kawan sekalian yang merupakan pembaca setia novel, pasti sudah tidak asing dengan nama penulis ini. Dan Brown adalah penulis berbagai novel international best seller, berasal dari Amerika. Novel-novel nya yang telah diterbitkan adalah The Da Vinci Code, Angel and Demon, The Lost Symbol, Digital Fortress,  Deception Point dan Inferno, novel terbarunya yang baru beredar di Indonesia bulan September lalu. Bahkan dua judul pertama, The Davinci Code dan Angel and Demon sudah difilmkan.

Membaca novel terbaru Dan Brown, Inferno, anda akan diajak untuk mengenal siapa itu Dante Alliegerhi. Dante Alliegerhi adalah salah seorang penyair Italia pada abad 14. Diantara berbagai macam karyanya, ada satu karyanya yang paling fenomenal, yaitu The Divine Comedy. Puisi ini terdiri dari 3 bagian yang mana tiap bagian  menjelaskan perjalanan Dante dalam mimpinya mengarungi alam akhirat. Mulai dari bagian pertama, yaitu Inferno atau neraka, kemudian bagian kedua, Purgatory atau penyucian dan Paradiso atau surga. Kutipan diatas diambil dari puisi Inferno. Hebatnya dari puisi ini, yaitu menggambarkan setiap dengan sangat detail perjalanan Dante, khususnya di Neraka, yang mana digambarkan sangat menyeramkan dengan berbagai macam siksaan.

Dari sana, pembaca akan dituntun kepada konflik masa sekarang. Mulai dari Robert langdon, karakter utama novel ini, yang tiba-tiba terbangun di Florence,Italia, dalam keadaan amnesia. Pembaca akan terbawa ke dalam alur cerita yang rumit, namun tetap enak untuk dibaca. Langdon pun lantas menyadari kalau ia berada di tengah pusara konflik skala global yang bisa berakibat pada seluruh manusia di dunia. Ia harus berpacu dengan waktu untuk memecahkan sandi yang dibuat oleh seorang misterius yang terinspirasi oleh Inferno nya Dante, dan berhasrat untuk memusnahkan seluruh manusia di bumi. Bukan hanya berpacu dengan waktu, Langdon pun harus kejar-kejaran dengan agen mata-mata Konsorsium, dan agen badan kesehatan dunia, WHO. Seperti novel-novel sebelumya, disini karakter utama, Robert Langdon akan ditemani oleh seorang partner wanita, yaitu Dr. Sienna Brooks. Berdua, mereka akan berusaha memecahkan sandi misterius, berkejar-kejaran dengan agen mata-mata dan pihak polisi, dan menelusuri berbagai macam tempat di Italia sampai harus pergi ke Istambul Turki. Membaca ending dari novel ini juga benar-benar di luar dugaan pembaca sebelumnya.It’s definitely awesome.

Dan Brown
 Disinilah kekuatan dari Dan Brown. Ia mampu menghadirkan plot cerita yang rumit, seakan-akan terdiri dari berbagai benang cerita, namun pada akhirnya akan tersimpulkan kepada alur cerita utama. Pun dengan novel Inferno, tanpa kehilangan esensi cerita, pembaca akan diajak untuk menelusuri berbagai plot cerita yang seakan rumit, namun pada akhirnya akan berujung pada satu titik temu.

Membaca novel ini, kita juga akan diajak untuk menikmati keindahan berbagai karya seni dan arsitektur Italia. Disini kecerdasan Dan Brown kembali muncul. Ia dapat membawa pembaca untuk merasakan seolah-olah dirinya sedang berada di Italia, melihat berbagai keindahan arsitektur bangunannya, patung-patungnya, museum seni dan berbagai objek lainnya. Tapi bagi pembaca yang mungkin agak awam dengan dunia seni, saya kira ada bagusnya membaca novel ini sambil googling, untuk lebih mengetahui berbagai karya seni yang ditulis di novel ini.


Secara keseluruhan, novel terbaru Dan Brown ini sangat menarik untuk dibaca, saya sendiri menghabiskan novel setebal ini hanya menghabiskan waktu dua hari setengah, karena memang alur cerita dan gaya penulisan yang enak untuk dinikmati. Hadir dengan gaya khas Dan Brown dalam menulis, yaitu berbagai plot cerita yang akhirnya berujung kepada satu titik temu, membuat keseluruhan alur cerita di novel ini sangat menarik. Bagi penggemar novel Dan Brown, pastikan anda untuk membacanya.

Sabtu, 09 November 2013

Hikmah Shalat Duha

Hikmah Shalat Duha

Sebagai seorang muslim, kita mestinya mengenal amalan satu ini. Shalat Duha. Shalat duha adalah saalah satu shalat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Shalat Duha dilaksananakan pada waktu Duha, yaitu ketika matahari naik di ufuk timur sejajar dengan matahari di ufuk barat ketika masuk waktu ashar, yang berakhir pada pertengahan hari. Kalau diinterpretasikan dengan waktu Indonesia kira-kira shalat Duha dimulai pukul 07.00-11.30 WIB.

Pelaksanaan shalat duha hampir sama dengan shalat-shalat lainnya, yaitu 2 raka’at diselingi dengan satu salam. Raka’at yang dilakukan bisa dua, empat, sampai dua belas atau lebih. Tapi, tidak ditemukan hadits yang menjelaskan Rasulullah SAW melaksanakan shalat Duha lebih dari 12 Raka’at.

Ada beberapa hikmah yang terkandung dalam shalat duha, diantaranya :

  1. .  Shalat Duha mencakup amalan sedekah untuk tubuh


عَنْ أَبِى ذَرٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنُّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلٍ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ وَ كُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وَ كَلُّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ وَ كُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ وَ نَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَ يُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ بِرَكْعِهِمَا مِنَ الضُّحَى ( رواه مسلم)

Dari Abu Dzar dari nabi SAW, sesungguhnya beliau bersabda “seluruh persendian kalian diwajibkan untuk bersedekah, pada setiap pagi harinya. Dan setiap kalimat tasbih (Subhanallah) merupakan sedekah, dan setiap kaliamt tahmid (Alhamdulillah) merupakan sedekah, dan setiap kalimat tahlil (laa Ilaaha Illallah) juga merupakan sedekah, dan setiap takbir (Allahuakbar) sedekah, menyuruh kebaikan ada;ah sedekah, dan melarang kemunkaran adalah sedekah. Tetapi dua raka’at shalat duha telah mencakup semuanya (H.R Muslim )
2.      
2    2. Mendapat derajat yang mulia.

Dari Abdullah Ibnu Umar berkata, aku bertemu Abu Dzar dan aku berkata, wahai paman beritahu aku tentang kebaikan, kemudian beliau berkata, aku pernah bertanya pada Rasulullah SAW seperti yang kamu tanyakan, Rasulullah SAW menajwab ‘ Jika kamu menunaikan shalat duha dua rakaat maka kamu tidak termasuk golongan orang yang lalai (al-ghafilin), jika kamu menunaikan shalat duha sebanyak empat raka’at maka kamu akan ditulis dalam golongan orang yang berbuat kebajikan ( al-muhsinin), jika kamu menunaikan shalat duha enam raka’at  maka kamu termasuk dalam golongan orang-orang yang patuh pada Allah SWT (al-qanitiin), dan jika kamu mengerjakan shalat duha sebanyak delapan raka’at maka kamu termasuk orang-orang yang meraih kemenangan (al-faizin) dan jika kamu mengerjakan shalat duha sebanyak sepuluh raka’at maka pada hari itu kamu terbebas dari dosa, dan jika kamu mengerjakan shalat duha sebanyak dua belas raka’at maka Allah SWT akan membangun rumah di syurga bagimu (H.R al baihaqi)

3. Tergolong hamba yang taat


Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda  “ tidak ada orang yang dapat menjaga shalat duha (Kontinyu) kecuali orang-orang yang sangat taat kepada Tuhan (awwaab)” (H.R al-Hakim)

4Terampuni dosa-dosa


Dari Sahl bin Muadz bin anas al-Junani dari bapaknya berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang tetap duduku di tempat ia menunaikan shalat subuh hingga menunaikan shalat duha, dan tidak mengucap apapun kecuali yang baik ( zikir dan baca Al Quran) maka akan diampuni dosa-dosanya (yang kecil) walau sebanyak buih di lautan” (H.R Abu Daud)

  1. 5.  Waktu Mustajab

Dari Anas bin Malik berkata, aku melihat Rasulullah SAW menunaikan shalat duha delapan raka’at di dalam perjalanannya. Selesai shalat beliau bersabda “ sesunggunya aku telah mengerjakan shalat raghbah (Permohonan) dan rahbah (kekhawatiran), aku memohon kepada Tuhanku tiga hal. Tetapi Dia mengabulkan dua hal saja dan tidak membolehkan satu hal yang lain. Aku memohon agar ummat ku tidak tertimpa bencana dalam waktu yang lama, maka Ia melakukannya, dan aku memohon agar ummatku tidak dikuasain oleh musuh, maka ia melakukannya, dan aku memohon agare ummatku tidak terpecah dalam kelompok-kelompok, maka ia mengabaikanku (H.R Al Hakim )

  1. 6.   Mendapat pahala setara dengan mati syahid

Dari Ibnu Umar dari nabi SAW bersabda “siapa yang menunaikan shalat duha dan puasa tiga hari setiap bulan, serta tidak pernah meninggalkan shalat witir, baik ketika ia mukim atau dalam perjalanan, makaia dicatat sebagai orang yang mendapat pahala setara dengan mati syahid (H.R Abu Nu’aim)

  1. 7.    Mendapat tempat khusus di surga

Dari Abu hurairah r.a dari nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya di surga kelak terdapat pintu yang bernama adh-Dhuha. Dan pada hari kiamat nanti akan terdengar panggilan, dimana orang-orang yang melanggengkan shalat duha, ini adalah pintu kalian, masuklah kalian dengan rahmat Allah SWT ( H.R ath-Thabrani)

Demikianlah sebagian dari hikmah yang terkandung apabila kita melaksanakn shalat Duha. Semoga kita semua dapat menjadi hamba Allah yang selalu diberikan kesanggupan untuk melaksanakan shalat Duha.

#Sumber : Mukjizat Shalat Dhuha, Yusni A. Ghazali


Senin, 04 November 2013

Memahami Sejarah Modernisasi Islam

Memahami  Kembali Modernisasi Islam

Pada tahun 1903, salah satu sarjana pakar keislaman dari Amerika Serikat, Duncan Black MacDonald (1863-1943) menulis bahwasanya Islam yang sekarang tidak memungkinkan untuk menyelenggarakan sistem pemerintahan konstitusi. Menurut dia, khalifah Islam tidak akan mendirikan suatu sistem pemerintahan yang mana sistem tersebut memungkinkan untuk melawan atau membatasi kekuasaan khalifah. Khalifah, sebagai penerus nabi seharusnya mempunyai kekuasaan yang absolut dalam memerintah.

Pernyataan yang dilontarkan oleh Duncan tadi tentu saja tak semuanya benar. Terbukti beberapa tahun setelahnya, muncul gagasan yang berkebalikan dengannya. Tokoh-tokoh seperti Muhammad Abduh dan Mehmed Kamaluddin Effendi menyatakan bahwa mereka mendukung sistem pemerintahan konstitusi .

Sesungguhnya, timbulnya gagasan seperti tokoh Muhammad Abduh dan mehmed Kamaluddin Effendi diatas tidak terlepas dari gerakan modernisasi Islam, yang mana gerakan ini muncul pada abad ke sembilan belas dan dua puluh. Gerakan modernisasi Islam ini mencoba unutk menyesuaikan ajaran-ajaran dan prinsip Islam dengan nilai-nilai modern sekarang, seperti nasionalisme, demokrasi,konstitusi, penyelidikan ilmiah, dan nilai-nilai lainnya. Disini tokoh-tokoh seperti diatas, melihat bahwasanya perbedaan tensi atau ketidak sesuaian ajaran Islam dengan nilai-nilai modern bukanlah disebabkan dari prinsip dasar Islam sendiri, melainkan lebih karena faktor historitas atau sejarah. Maka dengan muncul nya era modernisasi dari barat, dan menyadari ketetinggalan ummat Islam dari bangsa-bangsa lainnya, gerakan modernisasi Islam ini menjadi sebuah kebutuhan dan kepentingan untuk Islam sekarang.

Memahami Makna Modernisasi

Membicarakan gerakan modernisasi Islam, maka kita harus mengetahui sejarah modernisasi Di Barat terlebih dahulu. Karena dari gerakan mdoernisasi di Barat lah yang mempengaruhi modernisasi di Islam.

Modernisme, modernisasi dan modernitas merupakan padanan kata dari pembaharuan. Modernisasi lahir di Dunia Barat, yang muncul sejak renaisans terkait dengan masalah agama. Menurut masyarakat Barat kata modernisasi itu mengandung pengetian pikiran, ide, aliran, gerakan dan usahan untuk mengubah paham-paham, ada istiadat, dan sebagainnya agar semua itu dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi[1].

Modernisasi ditandai dengan rasionalitas dan kreatifitas manusia dalam mencari jalan mengatasi kesulitan hidupnyadi dunia ini. Maka dari itu, modernisme khsususnya di Barat, adalah suatu antroposentrisme yang hampir tak terkekang.[2]

Bila kita menilik pada sejarah di Barat, modernisasi terjadi sejak abad ke 15, dimana sebelumny, Barat berada pada zaman kegelapan (dark Age). Awal mula sejarah modernisasi terjadi pada era Renaissannce, yang secara harfiah berarti kelahiran kembali. Pada era ini muncul lah aliran-aliran pemikiran seperti Rasionalisme, empirisme dan sebagainya yang kemudian merubah dunia alam pemikiran di Barat. Kemajuan dalam bidang pemikiran ini juga diikuti dengan kemajuan dalam bidang teknologi, sains, pengetahuan, industri, militer, dan  di berbagai bidang lainnya. Dalam bidang industri, era renaissance melahirkan revolusi industri yang merubah dan mempengaruhi pergerakan insdustri di seluruh Eropa. Dampak dari berbagai kemajuan dalam berbagai bidang juga menimbulkan negara-negara yang maju dan berusaha menguasai negara-negara lainnya. Maka era kolonialisasi pun dimulai. Negara-negara seperti Inggris, perancis, Spanyol, dan Portugal berlomba-lomba dalam memajukan militer nya dan menancapkan pengaruh nya di negara-negara lainnya.

Namun pada intinya, gerakan modernisasi di Barat, semula berawal dari munculnya era Renaissance, yang mana dengan era ini menimbulkan berbagai kemajuan di berbagai bidang, pemikiran, industri, militer, sains, pengetahuan dan berbagai bidang lainnya.

Masuknya Modernisasi di Islam.

Pemikiran modernisasi yang terjadi di Islam mempunyai kaitan mata rantai dengan Barat. Sebelum memasuki periode modern, kontak antara Barat danIslam sebenarnya sudah ada, terlebih antara Kerajaan Usmani yang mempunyai daerah kekuasaan di daratan Eropa dengan beberapa negara Barat. Diketika negara-negara itu mulai memasuki masa kemunduran. Sebagai  akibat dari perubahan itu, Kerajaan Usmani, yang biasa menang dalam peperangan, akhirnya mengalami kekalahan-kekalahan di tangan Barat. Hal ini membuat pembesar-pembesar Usmani menyelidiki rahasia kekuataan Eropa yang baru muncul itu. Menurut pemikiran, rahasianya terletak dalam kekuatan militer modern yang dimiliki Eropa.

Namun pembaharuan yang yang diusahakan pemuka-pemuka Usmani abad kedelapan belas tidak ada artinya. Usaha dilanjutkan di abad kesembilan belas dan inilah kemudian yang membawa kepada perubahan besar di Turki. Seorang terpelajar Islam memberikan gambaran pada abad kesembilan belas, Ia mengatakan betapa terbelakangnya umat Islam ketika itu. Kontak dengan kebudayaan Barat yang lebih tinggi ini ditambah dengan cepatnya kekuatan Mesir dapat dipatahkan oleh Napoleon. Ketika Napoleon memasuki Mesir, ia pun melakukan ekspedisi[3] baik itu secara kultural maupun secara politis.Sehingga mengguncang pondasi negeri yang menggunakan bahasa Arab itu. Mereka memperkenalkan budaya Perancis dan ilmu pengetahuan Barat pada orang-orang Mesir, kemudian orang-orang Arab secara keseluruhan. membuka mata pemuka-pemuka Islam Mesir untuk mengadakan pembaharuan.

Modernisasi Islam.

Dengan sadarnya ummat islam waktu itu, akan ketertinggalan mereka dari Barat, ummat muslim sadar, mereka harus mengejar ketertinggalan dari Barat. Dengan banyak nya pelajarar-pelajar Muslim yang belajar ke Barat, dan kemudian kembali ke negara aslinya, mereka juga membawa pengetahuan dan ilmu dari Barat yang mempengaruhi perkembangan modernisasi di Islam.

Namun ,gerakaan modernisasi Islam tidak bias dilepaskan dari tokoh-tokoh pembaharu gerakan ini. Figur-figur penting inilah yang menjadi magnet bagi tokoh-tokoh laiinya dalam melakukan modernisasi. Tercatat tokoh-tokoh penting seperti Jamaluddin Afghani, kemudian muridnya, Muhammad Abduh, dan murid Abduh, Muhammad rasyid Ridha yang mengusung gerakan modernisasi di Mesir. Ada juga Sayyid Ahmad Khan di India, Namik Kemal di Turku, dan Bey Gasprinski di Crimea, dan banyak lagi tokoh-tokoh lainnya dari berbagai negara di dunia. Mereka inilah yang membawa gerakan modernisasi Islam.

Ijtihad Menurut Muhammad Abduh

Sebelum memasuki era modernisasi Islam, menurut Muhammad Abduh, ummat Islam mengalami ke Jumud an. Jumud dapat diartikan dengan beku, statis, atau tak bergerak. Ummat islam hanya bersandarkan pada tradisi-tradisi klasik. Akibatnya akal dan pemikiran islam pun tak berkembang dan beku. Maka benar apa yang dikatakan oleh Jamaluddin Al Qasimi: “ Apabila orang-orang hanya terbatas dalam mengkaji tradisi klasik, maka pengetahuan yang luar biasa pun akan hilang, alam pemikiran akan tersesat, lidah yang tajam akan menumpul, dan kita tidak akan mendengar apa pun kecuali pengulangan belaka”

Muhammad Abduh sangat menentang taklid yang dipandangnya sebagai faktor yang melemahkan jiwa umat Islam. Pandangan Abduh tentang perlunya upaya pembongkaran kejumudan yang telah sedemikian lama mengalami pengerakan tersebut akan melahirkan ide tentang perlunya melaksanakan kegiatan ijtihad. Menurut Abduh, taklid akan menghentikan akal pikiran manusia pada batas tertentu, yakni taklid sangat bertentangan dengan akal, taklid bertentangan dengan tabiat kehidupan, dan taklid itu juga bertentangan dengan tabiat dasar-dasar dan ciri Islam[4]. Muhammad Abduh mengikis habis taklid sebagai suatu prinsip, dalam bentuknya yang ada pada saat itu, seperti mengikuti mazhab secara harfiah dengan pengkultusan. Fanatisme itu disebabkan oleh adanya kelemahan pemikiran, politik, dan ekonomi pada masyarakat Islam.

Ijtihad menurut Abduh, bukan hanya boleh bahkan perlu dilakukan. Namun, menurut ia bukan berati setiap orang boleh berijtihad. Hanya orang-orang tertentu dan memenuhi syarat untuk melakukan ijtihadlah yang boleh melakukan ijtihad tersebut. Ijtihad dilakukan langsung terhadap al-Qur’an dan hadits sebagai sumber dari ajaran Islam[5]. Lapangan ijtihad adalah mengenai soal-soal muamalah yang ayat-ayat dan haditsnya bersifat umum dan jumlahnya sedikit. Sedangkan soal ibadah bukanlah bagian dari lapangan ijtihad, karena persoalan ibadah merupakan hubungan manusia dengan Tuhan, dan bukan antara manusia dengan manusia yang tidak menghendaki perubahan menurut zaman.
Bahwasanya keterbelakangan dan kemunduran yang dialami umat Islam disebabkan oleh pandangan dan sikap jumud. Maka untuk membebaskan umat Islam dari taklid, dan kembali kepada ajaran Islam yang sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits. Bahkan Abduh mengecam orang yang melakuakan taqlid. Orang yang melakukan taqlid (muqallid), menurut Abduh, memiliki derajat yang lebih rendah dari orang yang diikutinya. Karena muqallid hanya melihat lahir perbuatan orang yang diikutinya, tanpa memeriksa dasar dan rahasia perbuatannya. Hal ini membuat pekerjaan muqallid menjadi tanpa dasar dan tidak karuan.

Pandangan Muhammad Abduh tentang perlunya ijtihad dan pemberantasan taklid, tampaknya didasari atas kepercayaannya yang tinggi terhadap akal. Karena menurut Abduh, Islam menempatkan akal pada kedudukan yang tinggi. Sebab akal dapat membedakan antara baik dan yang buruk, antara yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat. Islam adalah agama yang rasional, dan menggunakan akal merupakan salah satu dari dasar-dasar Islam. Kebenaran yang dicapai akal tidak bertentangan dengan kebenaran yang disampaikan oleh wahyu. Menurutnya dalil akal yang meyakinkan bertentangan dengan dalil naql yang tidak meyakinkan. Namun, masih menurut Abduh, ada dua cara yang dapat ditempuh jika ditemukan adanya kontradiksi antara dalil akal dengan dalil naql. Pertama, kita menerima dalil naql itu sebagai dalil yang sah, tetapi kita mengakui bahwa kita tidak mampu untuk memahaminya dan menyerahkan hal yang sesungguhnya kepada Allah SWT. Kedua, kita menta’wilkan dalil naql itu sesuai dengan tata bahasa sehingga artinya dapat menjadi sesuai dengan yang ditetapkan oleh akal.

Kesimpulan

Sebelum memasuki era modernisasi Islam, ummat Islam berada pada masa statis dan kemunduran, dimana salah satu sebabnya adalah masuknya Islam pada ke jumud an yang berakibat pada beku nya alam pemikiran dan pengetahuan.

Adanya interaksi dengan Barat membuka mata ummat Islam akan ketertinggalan mereka dari bangsa-bangsa lainnya, dan mendorong untuk melakukan modernisasi Islam untuk mengejar ketertinggalan mereka. Modernisasi yang dilakukan pun meliputi berbagai bidang : pemikiran, pendidikan, pemerintahan, militer, dan lainnya. Dibalik gerakan modernisasi ini ada tokoh-tokoh yang memegang peranan penting, seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan masih banyak yang lainnya

Muhammad Abduh sangat menentang periode ke jumud an yang dialamiummat Islam, dan sebagai solusinya ,ia membuka kembali pintu Ijtihad yang smepat tertutup. Dengan terbukanya pintu Ijtihad inilah yang akan memajukan kembali alam pemikiran dan pengetahuan Islam.



[1] Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dalam Dunia Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), Cet. II,hal 1
[2] Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan peradaban,(Jakarta, Paramadina, 2000), cet III hal 450
[3] Napoleon Bonaparte lahir pada tanggal 15 Agustus 1769 di Ajaccio (Perancis) dan meniggal dunia pada 5 Mei 1821. Napoleon menyerbu Mesir pada 2 Juli 1798, mula-mula mendarat di Iskandariyah dan dalam waktu tiga minggu ia dapat menguasai seluruh Mesir. Walaupun Napoleon hanya sekitar tiga minggu menguasai Mesir (1789-1801), namun pengaruhnya sangat besar terhadap hidup dan kehidupan bangsa Mesir. Lihat Yusran Amuni, 66-67
[4] Muhammad al-Bahiy, Pemikiran Islam Modern (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), Cet. I, hal 91
[5] Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, hal 64