Minggu, 11 Desember 2016

Hikmah di Balik Perayaan Maulid Nabi



Hikmah di Balik Perayaan Maulid Nabi


Merupakan suatu hal yang sudah jamak kita dengar di seluruh Indonesia, setiap tanggal 12 Rabiul Awwal, ummat Islam di seluruh dunia akan merayakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bila di Indonesia, biasanya akan diadakan ceramah-ceramah keagamaan berisikan di masjid-masjid atau pusat keagamaan, bahkan juga menyasar siswa-siswa di sekolah. 

Maulid berasal dar bahasa arab yang berarti waktu kelahiran. Maka maulid nabi secara bahasa dapat diartikan peringatan akan hari atau waktu kelahiran nabi, yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal. Pada tahun ini, 12 Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 12 Desember 2016.

Perayaan maulid nabi pada hari ini sudah bergerser maknanya ke arah yang lebih positif. Ia bukan lagi hanya sekedar seremonial upacara keagamaan, namun ia juga mengandung beberapa hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik. Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perayaan maulid nabi ialah : 

1.                   Meneladani akhlak dan kepribadian Rasulullah SAW
Berapa banyak orang sekarang yang benar-benar menjadikan Nabi Muhammad sebagai figure yang harus diladani dan dicontoh ? tidak banyak. Kebanyakan, khususnya muda mudi, menjadikan artis atau selebriti nasional atau international, sebagai figure mereka. Mengikuti, bahkan mengidentifikasi diri mereka sehingga bisa sama persis dengan idola mereka. Dengan Maulid nabi, para kawula muda muslim diingatkan kembali, bahwa kita memililiki seorang figur yang jauh lebih pantas ditiru dan diikuti. Sesosok figur yang memiliki akhlak yang teramat mulia, halus tutur katanya, terpuji perbuatannya, dan berakhlak nan mulia. Seorang yang telah meninggal empat belas abad yang lalu, namun masih dapat kita rasakan pengaruhnya hingg hari ini. Seorang yang memiliki akhlak, yang menurut istrinya, laksana Al Quran berjalan. Ialah Muhammad SAW. SosokNya lah yang harusnya kita teladani dan ikuti segala tindakan dan pola hidupnya. 

2.                   Menanamkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW
مَنْ أَحَبَّنِيْ كَانَ مَعِيْ فِى الْجَنَّةِ
Dan barang siapa yang mencintaiku, ia akan bersamaku di surga  
Selain menjaid mulia karena mengikuti dan meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW, ternyata kita juga mendapatkan garansi sebuah jatah masuk surga, bika kita juga mencintai sosok nabi Muhammad SAW. Tentu saja mencintai disini bukan hanya sekedar cinta tak bermakna dan tak teraktualisasikan dalam perbuatan. Namun juga cinta yang dibarengi dengan aktualisasi segala akhlak dan tingkah laku sosok yang kita cintai dalam diri kita.
3.                   Moment untuk bershalawat kepada Nabi
Bukankah Allah SWT dan para malaikatNya juga bershalawat kepada nabi. Lantas mengapa manusia tidak ? Di moment perayaan maulid Nabi lah kita bisa lebih banyak dan maksimal untuk bershalawat kepada Nabi. Hal ini bukan berarti kita hanya bershalawat atas nabi hanya pada hari maulid nabi. Di hari-hari biasa kita juga tetap harus bershalawat kepadaNya, namun pada moment maulid nabi kita bisa lebih banyak meluangkan waktu untuk melakukannya. 

Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Lalu, mintalah kepada Allah wasilah untukku karena wasilah adalah sebuat tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan, melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan, aku berharap bahwa akulah hamba tersebut. Barang siapa memohon untukku wasilah, maka ia akan meraih syafaat." (HR Muslim).

Dan masih banyak hikmah serta pelajaran di balik maulid Nabi yang dapat kita petik selain yang tertulis diatas. Smoga kita semua dapat mengaktualisasikan kepribadian Nabi Muhammad yang mulia dalam diri kita. Amin ya Rabbal alamin.