Review Film Insurgent
Take One and Leave One….
Judul
: Insurgent
Rilis : Maret, 2015
Genre : Action, Thriller
Sutradara : Robert Schewenke
Pemain : Shailene Woodley,
Ansel Elgort, Theo James, Kate Winslet, Jai Courtney
Bilamana
ada film-film yang mengetengahkan remaja sebagai lakon
utamanya dan paling ditunggu-tunggu kehadirannya, saya tentu saja akan langsung
menunjuk Insurgent ini (Sembari menunggu sekuel The Maze Runner juga).
Kehadiran Divergent sebagai prekuel Insurgent sendiri pun sudah banyak
mengundang antusias dan animo para pecinta film. Plot yang menarik, adegan
action yang wah, ditambah hadirnya Shailene Woodley sebagai actor utama yang
sedang naik daun. Itu semua sudah cukup untuk membuat animo para pecinta film
melunjak tinggi ketika sekuelnya, Insurgent rilis ke bioskop-bioskop. Walhasil
dalam waktu satu minggu setelah rilisnya, Insurgent meraih pendapatan 54 juta
US Dollar dan memuncaki Box Office Amerika.
Insurgent
melanjutkan cerita yang telah dibangun di prekuelnya, Divergent. Bersettingkan
tepat satu hari setelah event di akhir film divergent, Tris (Shailene Woodley),
Four (Theo James) dan dan Peter (Miles Teller) melarikan diri ke fraksi Amity
untuk menghindari kejaran fraksi Erudith yang dipimpin oleh Jeannine (Kate Winslet).
Fraksi Erudith sendiri berhasrat untuk menjadi pemimpin dan penguasa mutlak
atas fraksi-fraksi lainnya, dengan dibantu oleh Eric (Jai Courtney) yang
dulunya juga merupakan kawan Four ketika masih di fraksi Dauntles. Setelah
kegagalan upaya mereka di film Divergent, kali ini Jeannine dan para tentaranya
memburu kaum Divergent, dengan satu alasan, untuk mengungkap pesan para pendiri
yang tersembunyi di dalam sebuah kotak misterius, dimana dibutuhkan seorang
divergent untuk membukanya. Konon pesan ini dapat mempengaruhi jalannya
kehidupan dan kelangsungan kelima fraksi yang dibentuk oleh para pendiri. Di
tengah pelarianTris dan teman-temannya,tak disangka kakak Tris, Caleb ( Ansel
Elgort) dan Peter memilih membelot ke Fraksi Erudith untuk memburu kaum Divergent
yang tersiksa. Dalam keadaan seperti ini, akhirnya Tris dan Four pun memutuskan
untuk meruntuhkan tirani Dauntless yang dipimpin oleh Jeannine, sembari
berusaha mengungkap pesan para pendiri yang tersembunyi di dalam kotak
misterius.
Sedari
awal film ini berjalan, penonton sudah disuguhi dengan berbagai adegan action
dan misteri yang mana baru terungkap pada akhir film. Akting para pemain dalam
film ini pun cukup memuaskan, walau rata-rata didominasi oleh para pemain muda,
mereka berhasil menampilkan akting yang lumayan. Plot cerita pun tersusun
dengan rapi, mulai dari awal hingga akhir, semuanya berjalan lurus ke depan,
sembari mengungkapkan misteri-misteri yang ada di film ini, hingga di akhir
film, penonton pun dibuat terpaksa kembali menunggu sekuel yang ketiga, karena
masih ada misteri yang lebih besar menunggu. Oke, Selesaikan satu misteri,
Muncul lagi satu misteri, oh Yeeah.
Porsi antara adegan action dan percakapan juga
seimbang, membuat penonton tak jenuh mengikutinya. Dan tidak seperti prekuelnya,
Insurgent banyak sekali menampilkan efek-efek CGI canggih, mulai dari awal film
hingga akhir. Sekilas memang tampilan efek-efek tersebut sangat memukau, namun
makin lama melihatntya dan makin banyak frekuensinya, saya sendiri pun merasa
agak jenuh, bahkan hingga berkomentar “ Lebay banget sih, adegan gitu aja
sampai dikasih efek berlebihan segala”.
Secara
keseluruhan film ini wajib ditonton oleh para penikmat film, entah yang sudah
menonton prekuelnya atau belum. Saya sendiri pun menonton film ini bersama
teman saya yang mana dia juga belum menonton Divergent. Toh dengan sedikit
penjelasan dari saya saat awal film, dia dapat menikmati Insurgent hingga
akhir.Ini karena plot cerita Insurgent memang rapi dan enak untuk dinikmati. Telebih lagi saya menontonnya di Bioskop pada tanggal 24 Maret, 4 hari setelah tanggal liris film ini. Bangga dikitlah, bisa masuk kategori penonton perdana, hahaha...
Overall
Rating : 4,5/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar